Bisnis.com, JAKARTA - RAPBN 2014 diusulkan mengakomodasi 3 asumsi makroekonomi, yakni rasio gini, pekerja sektor informal dan rasio pajak, guna memastikan anggaran kontekstual dengan persoalan terkini.
Usulan itu disampaikan oleh 13 organisasi nonpemerintah yang tergabung dalam Koalisi Masyarakat Sipil Untuk APBN Kesejahteraan, yakni ASPPUK, IGJ, INDEF, KAU, KIARA, P3M, Perkumpulan Inisiatif, Perkumpulan Prakarsa, Seknas FITRA, TURC, WALHI dan YAPPIKA.
Perwakilan Koalisi Masyarakat Sipil Untuk APBN Kesejahteraan, Dani Setiawan, mengatakan pertumbuhan ekonomi tidak ada artinya jika sebagian besar masyarakat tidak memperoleh kesejahteraan yang tercermin dari tingginya ketimpangan pendapatan atau gini ratio hingg 0,41.
Pihaknya mengusulkan rancangan yang disebut APBN Konstitusi 2014 dengan memasukkan asumsi gini ratio 0,36, pekerja sektor informal 55% dari total tenaga kerja atau turun dari kondisi saat ini 62%, serta tax ratio 14,5% atau lebih tinggi dari 2013 yang hanya 12,8%.
“Titik penting agar RAPBN 2014 terkoneksi dengan dengan masalah perkembangan ekonomi global dan persoalan ekonomi nasional adalah dengan membuat asumsi makroekonomi yang relevan,” katanya, Jumat (16/8).
Koalisi juga menyampaikan asumsi makro lain yang berbeda dengan kerangka asumsi makro yang disusun pemerintah, seperti nilai tukar rupiah yang dijaga Rp9.500 per dolar Amerika Serikat.
Dua versi Asumsi Makroekonomi RAPBN 2014
Asumsi | Pemerintah | APBN Konstitusi |
Pertumbuhan ekonomi | 6,4%-6,9% | 6,4% |
Gini Ratio | - | 0,36 |
Kemiskinan | - | 20,5% |
Pengangguran | - | 11% |
Pekerja sektor informal | - | 55% |
Inflasi | 3,5%-5,5% | 5,5% |
Nilai tukar | Rp9.600-Rp9.800 per dolar AS | Rp9.500 per dolar AS |
Suku bunga SPN 3 bulan | 4,5%-5,5% | 5,5% |
ICP | US$100-US$115 per barel | US$115 per barel |
Lifting minyak | 860.000-900.000 barel per hari | 900.000 barel per hari |
Lifting gas | 1,24 juta-1,25 juta bph setara minyak | - |
Tax ratio | - | 14,5 |
Sumber: Bappenas, Kemenkeu, Koalisi Masyarakat Sipil Untuk APBN Kesejahteraan