Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menemukan 13,16% jajanan buka puasa mengandung bahan berbahaya seperti formalin, boraks, rhodamin-B, methanyl yellow, dan penggunaan pemanis buatan siklamat yang melebihi batas.
Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya BPOM Roy Sparingga mengatakan selain intensifikasi pengawasan, BPOM juga melakukan sampling dan pengujian terhadap pangan jajanan buka puasa. Pengambilan sampel dilakukan pada para penjaja di pasar tradisional, toko, swalayan, dan tempat-tempat yang khusus menjual pangan buka puasa.
Jumlah sampel yang diambil dan diuji 2.256 sampel dengan rincian 1.959 sampel atau 86,84% memenuhi syarat dan 297 sampel atau 13,16% tidak memenuhi syarat karena mengandung bahan berbahaya, yaitu formalin, boraks, rhodamin-B, methanyl yellow, dan penggunaan pemanis buatan siklamat yang melebihi batas.
“Dari sidak yang dilakukan selama 3 minggu di bulan Ramadan, kebanyakan bahan-bahan berbahaya ditemukan pada makanan seperti mie basah, pacar cina, tahu segitiga, dan asinan,” ujarnya saat konferensi pers, Kamis (1/8/2013).
Dia menjelaskan fenomena ini terus berulang setiap tahun, sehingga ke depan pembinaan dan penegakkan hukum akan semakin digalakkan.
“Penegakkan hukumnya berupa sanksi adminsitratif, yaitu peringatan, pemusnahan barang ditempat, dan perintah pengamanan di tempat, dan pro-justitia pada pelaku usaha yang telah berulang kali melanggar, atau pelaku usaha yang dengan jumlah besar mengedarkan produk pangan illegal,” ujar Roy.