Bisnis.com, JAKARTA - Harga kedelai dalam negeri pada semester I/2013 rata-rata naik di bawah 10%. Kenaikan harga ini mengikuti fluktuasi harga di Bursa Chicago (Chicago Board of Trade).
Direktur Eksekutif Asosiasi Kedelai Indonesia (Akindo) Yusan mengatakan sekitar 50% lebih kedelai diimpor dari Amerika Serikat. Oleh karena itu, fluktuasi kurs rupiah terhadap dolar AS akan mempengaruhi harga kedelai dalam negeri.
“Harga kedelai di semester-I/2013 mengalami kenaikan yang tidak begitu besar, masih dibawah 10%. Penaikan ini lebih disebabkan karena adanya depresiasi mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat,” katanya, disela-sela acara media gathering dan buka puasa bersama, Selasa (30/7/2013).
Hal ini, menurutnya wajar mengingat selama ini para importir dalam negeri, selama melakukan transaksinya menggunakan dolar. Oleh karena itu, depresiasi rupiah yang sempat terjadi turut menambah beban impor yang pada akhirnya berimplikasi pada naiknya harga jual kedelai.
“Bagaimanapun juga, importir harus menutup tambahan biaya akibat depresiasi ini. Salah satunya ya dengan menaikkan harga jual kedelai mereka,” terangnya.