Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah mengklaim arus barang di Pelabuhan Tanjung Priok mulai lancar setelah Wakil Menteri Keuangan Mahendra Siregar berkantor di pelabuhan tersibuk di Tanah Air itu sejak awal Juli.
Menurut Mahendra, Kemenkeu mencatat tingkat kepadatan lapangan penumpukan kontainer atau yard occupancy ratio (YOR) di beberapa tempat penumpukan sementara, termasuk Jakarta International Container Terminal (JICT), turun dari 110% menjadi 90% pekan ini.
Persentase pemeriksaan pabean di jalur merah turun dari 25% menjadi kurang dari 15%. Kemajuan itu belum mencapai target yang dipatok di bawah 80% untuk YOR dan 10% untuk pemeriksaan jalur merah.
Sementara itu, jumlah kontainer yang menumpuk lama (long stay) yang semula 4.000 boks, sekarang tersisa 2.000 boks dan 500 kontainer lainnya dipindahkan ke Marunda dan Cikarang Dry Port.
Soal kemacetan di Tanjung Priok, Kemenkeu masih mengupayakan pengendalian dengan bekerja sama dengan Otoritas Pelabuhan, Kapolres Jakarta Utara, Kapolres Pelabuhan Tanjung Priok, Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional IV, Pelindo, Kementerian Perhubungan dan Dinas Perhubungan DKI Jakarta.
“Semangat kerja sama untuk memperbaiki kondisi di sana tetap tinggi di antara pemangku kepentingan di Pelabuhan Tanjung Priok,” kata Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kemenkeu Yudi Pramadi dalam siaran pers, Kamis (25/7/2013).
Kemenkeu melaporkan Kantor Pelayanan Utama (KPU) Bea dan Cukai Tanjung Priok masih membuka layanan pemeriksaan barang hingga pukul 23.00 meskipun jumlah pengguna jasa yang memanfaatkan jam kerja tambahan masih sedikit.
KPU Bea dan Cukai Tanjung Priok juga menyediakan posko pelayanan 24 jam 7 hari untuk memperlancar importasi daging dan produk hortikultura.