Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Infrastruktur Belum Optimal Ancam Overheating Perekonomian

Bisnis.com, JAKARTA - Di tengah belum optimalnya infrastruktur dalam negeri, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini diproyeksikan melambat dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi tahun lalu.

Bisnis.com, JAKARTA - Di tengah belum optimalnya infrastruktur dalam negeri, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini diproyeksikan melambat dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi tahun lalu.

Destry Damayanti, ekonom PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia membutuhkan normalisasi seiring belum pulihnya kondisi perekonomian baik secara global maupun dari dalam negeri.

“Pertumbuhan ekonomi kita dalam 3 tahun terakhir tumbuh di atas rata-rata historis, namun tidak diikuti dengan infrastruktur yang memadai. Apabila ini dibiarkan, ekonomi Indonesia akan mengalami overheating,” katanya, Kamis (18/7).

Dia menjelaskan tren perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia sudah terlihat, tanpa Bank Indonesia memainkan suku bunga acuan (BI rate). Menurutnya, belum stabilnya kondisi makro dalam negeri ditambah turunnya proyeksi pertumbuhan global menjadi tolak ukur perlambatan.

Berbeda dengan diatas, ekonomi PT Samuel Sekuritas Indonesia, Lana Soelistianingsih, mengatakan kurang setuju dengan jika kapasitas produksi dalam negeri akan menuju overheating. Kapasitas produksi saat ini, lanjutnya, masih di kisaran 70%-80%.

Menurutnya, indikator overheating ditandai dengan utilisasi dari kapasitas produksi di atas 95% dan tercermin dari besarnya depresiasi dari mesin-mesin, waktu kerja mesih hingga 24 jam, serta kenaikan upah lembur buruh.

“Kami lebih melihat jika pertumbuhan ekonomi Indonesia akan melambat lebih cepat setelah Bank Indonesia menurunkan BI rate. Namun, kami setuju jika infrastruktur dalam negeri saat ini kurang optimal dalam mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia,” katanya.

Dia juga memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga akhir tahun di level 6,06% atau di bawah target pemerintah sebesar 6,3%. Kendati demikian, proyeksi tersebut bisa saja mencapai 6,1% apabila pemerintah merealisasikan target belanja modal pada tahun ini.

Seperti diketahui, realisasi penyerapan belanja modal pemerintah hanya sekitar Rp34 triliun pada semester I/2013, atau kurang dari 18% dari anggaran belanja modal yang disiapkan pemerintah yakni Rp188,3 triliun.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Sepudin Zuhri
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper