Bisnis.com, JAKARTA - New Energy and Industrial Technology Development Organization of Japan (Nedo) mengelontorkan ¥3,5 miliar, atau sekitar Rp352,38 miliar untuk mengembangkan proyek efisiensi energi dan penyediaan listrik berkualitas tinggi di kawasan industri.
Hiroshi Kuniyoshi, Direktur Eksekutif Nedo mengatakan pengembangan proyek efisiensi energi itu akan dilakukan di kawasan industri Surya Cipta yang dikembangkan PT Suryacipta Swadaya.
Dalam proyek itu, akan ada 4 perusahaan Jepang yang akan terlibat, yakni Mitsubishi Electric, Fuji Electric, dan NTT Communication yang akan dikoordinasikan oleh Sumitomo Corporation.
“Fuji Electric mengerjakan distribution automation system [DAS] dan uninterruptible power supply [UPS], Mitsubishi Electric mengerjakan teknologi demand side management system dan factory energy management system, kemudian NTT Communication akan mengerjakan jaringan komunikasi melalui kabel dalam sistem itu,” katanya di Jakarta, Senin (15/7/2013).
Hiroshi mengungkapkan nantinya Kawasan Industri Surya Cipta merupakan kawasan pertama di Asia yang menggunakan teknologi smart communities in industrial parks. Pasalnya, selama ini Nedo hanya menerapkan teknologi yang bertujuan melakukan efisiensi energi itu di luar wilayah Asia.
Smart Communities in Industrial Parks sendiri memiliki 3 teknologi utama, yakni teknologi untuk menstabilkan kualitas listrik dengan cara memasang DAS, UPS dan peralatan lain untuk menstabilkan tegangan. Selanjutnya melakukan sistem manajemen energi untuk melakukan konservasi dan mengatur permintaan energi.
Kemudian menggunakan information communication technology (ICT) sebagai dasar untuk mewujudkan tegangan yang stabil dan manajemen energi yang baik.
Nur Pamudji, Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) mengatakan nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) antara Pemerintah Indonesia dengan Jepang itu nantinya akan menjadi dasar dalam kerja sama dalam pemasangan peralatan teknologi itu.
“Permasalahan kelistrikan seperti voltage deep, voltage well dan flicker bisa dieliminasi secara bersama-sama oleh pabrik yang ada di suatu kawasan industri, sehingga lebih efisien dan efektif,” ungkapnya.
PLN sendiri, lanjut Nur, sering mendapatkan pertanyaan bagaimana cara mengeliminasi tiga persoalan listrik itu. Untuk itu, kerja sama dengan pihak Nedo akan sangat bermanfaat, apalagi seluruh investasi dan peralatan yang dipasang berasal dari Nedo.
Nur menegaskan dengan sistem itu maka industri dapat menghemat penggunaan listrik 10%-30% tergantung jenis pabriknya. “Kalau konsumen menghemat penggunaan listriknya kan PLN dapat melayani lebih banyak pelanggan. Artinya, kapasitas PLN tidak perlu ditambah, tapi dapat terus menambah pelanggan,” jelasnya.