Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Koordinator bidang Perekonomian Hatta Rajasa ‘menegur’ Menteri Pertanian dan Menteri Perdagangan agar cermati permainan spekulan demi stabilisasi harga selama Ramdhan hingga tahun baru 2014.
“Saya sarankan Menteri Pertanian dan Menteri Perdagangan mencermati kemungkinan permainan spekulan itu. Mereka kerap memanfaatkan situasi selama musim hari raya keagamaan,” kata Hatta di Jakarta, Kamis (11/7/2013).
Menurut dia, kewaspadaan terhadap adanya spekulan perlu dilakukan karena pihaknya mendapat laporan dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang menunjukkan ketersediaan barang di pasar cukup. “Sebab BPS melaporkan neraca ketersediaan itu positif. Artinya ketersediaan barang itu cukup,” ujarnya.
Selain itu, kata Hatta, sudah meminta Bulog (Badan Urusan Logistik) mengintervensi pasar untuk menjamin ketersediaan barang sepanjang Ramadhan -Idul Fitri hingga Natal dan Tahun Baru 2014. “Tentu saja dengan cara mengintervensi pasar kita harapkan harga-harga bahan pokok akan turun atau stabil,” tuturnya.
Intervensi pasar itu dilakukan dengan melancarkan pasokan barang ke pasar melalui pembukaan "keran" impor. “Akan diintervensi pasarnya, dengan membuka 'keran' impor. Pasokan akan ditambah dengan mendatangkan melalui Bulog, terutama untuk daging,” jelasnya, yang dikutip Antara.
“Itu akan dilakukan dengan mempercepat kedatangan feedlot (sapi bakalan). Jatah akhir tahun dimajukan ke depan, ada 109.000 ekor,” lanjutnya.
Sebelumnya, Badan Urusan Logistik menyatakan akan menjual daging sapi impor seharga Rp75.000 per kilogram pada sepekan sebelum Idul Fitri. “Kalau modalnya Rp60.000 sampai Rp70.000 per kilogram, kami jual sekitar Rp75.000," kata Direktur Utama Perum Bulog Sutarto Alimoeso.
Sutarto mengatakan alokasi impor daging yang terima Bulog sebesar 3.000 ton sapi sesuai yang disetujui Kementerian Perdagangan.
Dia menjelaskan kunjungannya ke Australia beberapa waktu lalu untuk mensurvei produsen daging sapi dengan pangsa besar.
Dia juga mengatakan sudah mengimpor sebanyak 3% daging sapi dari Selandia Baru dibanding negara lain. “Kalau negara maju sudah punya perencanaan yang mau 'nyembelih' siapa dan mau dikirim kemana dalam satu tahun,” katanya.
Baca juga: Hatta Rajasa Akui Harga 4 Komoditas Melonjak