Bisnis.com, JAKARTA—Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) kuartal II/2013 diperkirakan masih mencatatkan defisit.
Bambang P.S. Brodjonegoro, Plt. Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu, mengatakan defisit NPI di kuartal ini disebabkan karena tekanan di neraca transaksi berjalan dan lonjakan capital outflow yang menekan neraca transaksi modal dan finansial.
“Transaksi berjalan sama neraca perdagangan masih defisit, capital account juga agak tertekan karena ada outflow. Mungkin NPI [kuartal II/2013] defisit,” katanya di DPR, Rabu (10/7/2013).
Di sisi neraca perdagangan, data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan dari April sampai Mei 2013 terjadi defisit sebesar US$2,29 miliar.
Di sisi surat berharga negara (SBN), Direktur Strategi dan Portofolio Utang Ditjen Pengelolaan Utang Kemenkeu Scenaider C.H. Siahaan mengatakan pada kuartal II lalu memang terjadi capital outflow yang cukup besar, khususnya di Juni.
“Fenomena kemarin itu seperti herd instinct, itu [dampak] psikologis bagi investor yang ikut-ikutan investor lain yang dianggap memimpin pasar sehingga menyebabkan capital outflow kemarin,” katanya.
Bank Indonesia sebelumnya menyatakan pada Juni lalu terjadi capital outflow dari asing di pasar obligasi dan pasar modal mencapai Rp40,1 triliun atau sekitar US$4,1 miliar. Dalam laporan Bank Indonesia, NPI pada kuartal I/2013 tercatat defisit sebesar US$6,6 miliar.