Bisnis.com, JAKARTA—Pemerintah meyakini kenaikan harga minyak dunia akibat krisis politik di Mesir belum berpengaruh terhadap harga minyak mentah Indonesia.
Menteri Keuangan M.Chatib Basri masih optimistis harga minyak mentah Indonesia (Indonesian crude price/ICP) tidak akan melebihi asumsi APBN-P 2013 sebesar US$108 per barel karena suplai minyak dunia pada 2013 dan 2014 diproyeksi meningkat.
“Saya tidak mau cepat-cepat bilang ICP akan naik, nanti ternyata cuma beberapa hari,” katanya, Senin (8/7/2013).
Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus naik US$1,98 atau 2% menjadi US$103,22 per barel di New York Merchantile Exchange atau tertinggi sejak 2 Mei 2012.
Meskipun demikian, Chatib masih akan melihat perkembangan harga minyak dunia akibat sentimen negatif kisruh politik di Mesir dalam beberapa hari ke depan.
Di sisi lain, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mencatat harga rata-rata ICP selama Juni masih US$99,97 per barel.
Seperti diketahui, setiap perubahan asumsi ICP sebesar US$1 per barel akan berpotensi menambah defisit APBN sebesar US$136,2-US$323,9. Adapun defisit APBN-P 2013 dipatok Rp224,19 triliun.
Indonesia memang memiliki cadangan minyak, tetapi dalam jumlah kecil sehingga sebagian kebutuhan masih harus diimpor.
Oleh karena itu, setiap pergerakan harga minyak di pasar internasional akan berpengaruh terhadap ICP.