BISNIS.COM, HONG KONG - Badan Tinggi Perencanaan Ekonomi China sedang menyelidiki biaya dan harga dari produsen obat, termasuk GlaxoSmithKline Plc (GSK), Merck & Co, Novartis AG (NOVN) dan Baxter International Inc (BAX) untuk memperbaiki sistem harga obat-obatan.
Komisi Pembangunan Nasional dan Reformasi akan memeriksa 27 perusahaan terkait dengan biaya dan 33 perusahaan terkait dengan harga. Berdasarkan laporan Evaluation Center of Drug Pricing yang dirilis komisi tersebut pada 2 Juli, penyelidikan sedang dilakukan agar harga obat dapat disesuaikan lebih tepat waktu.
"Hal ini tidak mengherankan karena harga obat yang sering di bawah pengawasan NDRC," kata Jason Siu, seorang analis kesehatan untuk RHB OSK Securities Hong Kong Ltd. "Itu masuk akal bagi mereka untuk mencoba menjaga biaya pengadaan yang rendah."
Satu dorongan bagi komisi untuk menyelidiki harga dan biaya perusahaan domestik dan asing adalah penerbitan daftar obat penting China pada Maret, di mana dalam daftar itu produk bertambah dari 305 item menjadi 500 item, kata Siu.
Studi ini muncul setelah Harian Rakyat melaporkan NDRC yang memulai penyelidikan harga susu formula. Obat dalam daftar itu disubsidi dan dibeli dalam jumlah besar oleh pemerintah provinsi.
Item termasuk apa yang harus tersedia pada rak – rak apotek setiap rumah sakit, Siu mengatakan, dan dokter didesak untuk meresepkan dari daftar karena pasien lebih mungkin untuk menerima penggantian.
Pejabat dari pusat akan mengunjungi perusahaan antara Juli dan Oktober, menurut pernyataan itu. GlaxoSmithKline, Merck, Novartis, Baxter dan Astellas Pharma Inc (4503) berada di kelompok yang akan ditunjau, bersama – sama dengan sejumlah produsen obat China.
Sementara itu, Polisi China memulai penyelidikan unit Glaxo di Cina seminggu yang lalu. Glaxo adalah produsen obat terbesar Inggris. Eksekutif senior di unit tersebut diduga melakukan "kejahatan ekonomi," polisi mengatakan.
Tidak ada hubungan antara investigasi dan review NDRC, menurut orang yang dekat dengan masalah tersebut.