BISNIS.COM, JAKARTA – Meski Indonesia memiliki sumber daya alam berlimpah untuk usaha pertanian, impor teh ternyata terus menunjukkan peningkatan. Bahkan pada tahun lalu tercatat mengalami lonjakan.
Mengutip Indikator Makro Sektor Pertanian, yang diterbitkan Kementerian Pertanian, impor teh Indonesia sepanjang tahun lalu mencapai 29.584 ton atau senilai US$39,5 juta. Dibandingkan dengan volume impor tahun sebelumnya, impor teh Indonesia melonjak 49,74%.
Berdasarkan data BPS, volume impor Indonesia pada 2011 tercatat 19.812 ton atau senilai US$27,32 juta. BPS juga menunjukkan tren kenaikan impor bahan minuman yang bisa menyegarkan suasana hati ini sejak 5 tahun terakhir.
Impor teh Indonesia didominasi oleh jenis teh hitan yang mencapai 75%, sedangkan sisanya merupakan teh hijau. Berdasarkan kode HS (harmony system), impor teh indonesia dikelompokkan menjadi beberapa jenis, di antaranya other black tea (fermented) yang mendominasi impor.
Teh hitam adalah teh yang telah mengalami proses oksidasi enzimatis atau proses pengeraman dalam pengolahannya. Teh hitam tidak mengandung unsur-unsur lain di luar pucuk teh.
Teh hijau adalah teh yang tidak mengalami proses oksidasi enzimatis atau proses pengeraman dalam pengolahannya. Teh hijau bau daunnya tidak hilang, karena tidak mengalami proses oksidasi enzimatis, sehingga harus ditambahkan wangi-wangian dari pohon selain teh, seperti bunga melati.
Impor Teh Indonesia | |
Green tea (not fermented), in packing 3 kg, leaf | 0,01 % |
Green tea (not fermented), in packing 3 kg, other | 0,21 % |
Green tea (not fermented), in packing 3 kg, dust | 19,23 % |
Green tea (not fermented), in packing 3 kg, other than leaf | 2,91 % |
Black tea (fermented), in packing 3 kg | 0,23 % |
Black tea (fermented), in packing 3 kg other than dust | 38,72 % |
Black tea (fermented), in packing 3 kg other than leaf | 38,63 % |