Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PERTUMBUHAN EKONOMI Masih Diyakini di Atas 6%

BISNIS.COM, JAKARTA – Berbeda dengan proyeksi Bank Dunia yang merevisi turun pertumbuhan ekonomi menjadi 5,9%, ekonom di Tanah Air masih meyakini pertumbuhan di atas 6% pada 2013.

BISNIS.COM, JAKARTA – Berbeda dengan proyeksi Bank Dunia yang merevisi turun pertumbuhan ekonomi menjadi 5,9%, ekonom di Tanah Air masih meyakini pertumbuhan di atas 6% pada 2013.

Kepala Ekonom Danareksa Research Institute Purbaya Yudhi Sadewa optimistis permintaan dalam negeri tak mengalami perlambatan pertumbuhan sehingga produk domestik bruto (PDB) akan tumbuh 6,1%.

Bahkan, jika pemerintah dapat memperbaiki penyerapan anggaran, ada peluang pertumbuhan ekonomi tahun ini melesat 6,5%.

“Hitungan kami paling 6,1%. Kalau pemerintah bisa memperbaiki penyerapan anggaran dan BI tidak menaikkan BI rate tinggi-tinggi, harusnya pertumbuhan ekonomi bisa lebih tinggi dari proyeksi Danareksa,” ujarnya, Selasa (2/7/2013).

Menurutnya, pertumbuhan konsumsi rumah tangga di atas 5% pada kuartal I/2013 akan berlanjut hingga akhir tahun. Pada tiga bulan pertama tahun ini, konsumsi domestik tumbuh 5,2% dari kinerja periode sama 2012.

Optimisme itu didasarkan pada beberapa indikator. Pertama, indeks kepercayaan konsumen yang masih di level tertinggi sejak 7 tahun terakhir meskipun pergerakannya terus menurun selama 5 bulan terakhir.

Danareksa Research Institute mencatat IKK pada Januari 2013 naik 0,4% menjadi 94,9 atau level tertinggi sejak 2005.

Indeks itu menurun 2,7% menjadi 92,3 pada Februari, lalu berbalik menguat 1,1% menjadi 93,4 pada Maret, tetapi kembali turun menjadi 92,4 pada April dan 91,4 pada Mei.

“Masyarakat lebih bisa memaafkan pemerintah ketika harga BBM naik ketimbang harga pangan naik. Jadi, kuncinya adalah pemerintah harus menjaga harga pangan ke depan supaya mereka tidak pesimistis. Kalau pesimistis, baru mereka akan mengurangi belanjanya,” jelasnya.

 Coincident economic index pun menunjukkan perkembangan positif, yakni naik dari 122,03 pada Maret menjadi 123,14 pada April, tercermin dari peningkatan indeks penjualan mobil di pasar domestik, konsumsi semen, suplai uang riil dan penjualan ritel.

Jika Bank Dunia meyakini bahwa pertumbuhan Indonesia sangat bergantung pada kondisi eksternal yang masih belum pasti, Purbaya memperkirakan ekonomi Amerika Serikat akan membaik pada akhir tahun.

“Eropa juga akan rebound. China tidak akan jatuh karena credit crunch (krisis kredit) dan Jepang sudah mendepresiasi mata uangnya untuk memacu ekspor,” ujarnya.  (ra)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Sri Mas Sari
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper