BISNIS.COM, JAKARTA – Seiring dengan kesadaran masyarakat akan kesehatan, konsumsi teh hijau dunia diproyeksi akan bertumbuh jauh lebih kencang dibandingkan dengan teh hitam yang saat ini mendominasi produksi hingga 78%.
Berdasarkan riset berjudul Plantation Sector Review 2013, pertumbuhan konsumsi dunia terhadap hijau hitam hingga 2017 berada di kisaran 6%-7% per tahun.
“Adapun komsumsi teh hitam dunia akan bertumbuh lebih rendah, hanya 2%-3% sepanjang periode 2013-2017,” demikian riset yang dirilis TSK Securities-perusahaan berbasis di Kolombo, Sri Langka.
Produsen terbesar teh hitam adalah India, Kenya dan Sri Lanka. Adapun negara penghasil teh hijau terbesar adalah China, yang sekaligus mengonsumsi terbesar. Selain China, Indonesia juga dikenal sebagai penghasil teh hijau.
Teh hitam adalah teh yang telah mengalami proses oksidasi enzimatis atau proses pengeraman dalam pengolahannya. Teh hitam tidak mengandung unsur-unsur lain di luar pucuk teh.
Teh hijau adalah teh yang tidak mengalami proses oksidasi enzimatis atau proses pengeraman dalam pengolahannya. Teh hijau bau daunnya tidak hilang, karena tidak mengalami proses oksidasi enzimatis, sehingga harus ditambahkan wangi-wangian dari pohon selain teh, seperti bunga melati.
Selain teh hijau, peningkatan permintaan terhadap produk berbasis komoditas dengan nama latin Camelia Sinensi ini juga terjadi pada teh instan, dan teh es. Peningkatan ini terjadi akibat adanya pergeseran komsunsi kopi instan di beberapa negara seperti Eropa dan Amerika Serikat.