BISNIS.COM, JAKARTA—Indonesia masih memiliki beberapa kendala yang menghalangi niat para pemodal asing untuk berinvestasi pada pembangunan infrastruktur nasional.
Head of Britcham dan EuroCham Groups Scott Younger mengatakan ada tiga kendala yang menghalangi minat investor asing untuk terlibat dalam proyek-proyek infrastruktur di Indonesia, yakni kelayakan proyek, pembebasan lahan dan kurangnya sumber daya manusia dengan skill yang memadai.
“Pertama adalah project viability yang masih kurang jelas, padahal kelayakan proyek dapat memberikan jaminan dan hasil yang memadai dengan uang investasinya. Masalah lainnya land acquisition, yang sangat lambat prosesnya, dan skills level of people yang kurang,” jelasnya di sela-sela seminar Stakeholders Briefing On Infrastructure in Indonesia yang diselenggarakan The Eropa Union-Indonesia Business Dialogue (EIBD) di Jakarta, Rabu (26/6/2013).
Dia mengungkapkan kendala–kendala tersebut akan menyebabkan permasalahan pada periode waktu proyek, sehingga juga dapat mempengaruhi pemodalan.
“Proyek itu berada dalam periode waktu. Hambatan akan mempengaruhi kepastian periode waktu proyek. Itu mempengaruhi keuangan,” jelasnya.
Untuk itu, lanjutnya, sudah menjadi tugas pemerintah menciptakan lingkungan yang kondusif bagi para pemodal asing, sebab investor akan menyediakan 70% dana proyek. Pemerintah perlu menyediakan aturan yang mendukung hal tersebut.
“[pemerintah] perlu menciptakan lingkungan yang akan menguatkan para investor, sebab dibutuhkan 70% dana dari investasi pihak swasta. Tugas pemerintah adalah menyediakan lingkungan dengan regulasi aturan-aturan yang menguatkan investor,” tuturnya.
