BISNIS.COM, JAKARTA—Industri makanan dan minuman skala kecil berisiko menaikkan harga produk hingga 10% akibat dampak BBM bersubsidi.
Ketua Gabungan Perusahaan Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) Adhi S. Lukman mengatakan sebagian besar industri skala kecil masih menggunakan BBM bersubsidi untuk aktivitas produksi.
“Berbeda dengan industri menengah dan besar yang telah menggunakan BBM harga internasional. Secara umum UKM menggunakan BBM bersubsidi mulai dari produksi sampai distribusi. Jadi, harga produk bisa naik 5%-10%,” kata Adhi, Senin (24/6/2013).
Dia menambahkan sektor ini juga tidak mempunyai daya tahan pasokan bahan baku yang memadai sehingga pembelian semakin intens. Terlebih, industri makanan dan minuman ini bergantung pada bahan baku segar.
Adhi mengharapkan pelaku usaha bahan baku segar tidak mengambil untung dengan menaikkan harga. Ini berisiko mempersulit pelaku usaha kecil. Selain itu, pelaku usaha kecil terkendala kenaikan harga LPG 3 kg dan 12 kg yang naik karena masalah distribusi.
“Begitu ada kenaikan, harga mereka langsung naik. Industri skala kecil dengan jumlah hampir 1 juta ini perlu mendapatkan insentif agar tetap bisa bertahan dengan harga yang terjangkau,” ujarnya.