Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BINA MARGA: Pemeliharaan Jalan Juga Tanggung Jawab Warga

BISNIS.COM, JAKARTA—Pemerintah mengharapkan peran serta masyarakat dalam pemeliharaan jalan nasional dengan menjaga hierarki fungsi jalan.

BISNIS.COM, JAKARTA—Pemerintah mengharapkan peran serta masyarakat dalam pemeliharaan jalan nasional dengan menjaga hierarki fungsi jalan.

Direktur Jenderal Bina Marga Djoko Murjanto mengatakan pihaknya mengharapkan peran serta masyarakat dalam menjaga pelaksanaan hierarki fungsi jalan guna mengoptimalkan penggunaan jalan.

Menurutnya, beberapa gangguan fungsi jalan yang biasanya terjadi antara lain, gangguan sisi jalan dengan adanya pedagang, penyeberangan jalan tidak pada tempatnya, dan akses yang sangat bebas terhadap sisi jalan.

“Hal yang mengganggu fungsi jalan ini misalnya gangguan samping seperti adanya pedagang di sisi jalan, penyeberang yang tidak pada tempatnya, akses terhadap sisi jalan yang sangat bebas,” katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (21/6/2013).

Selain itu, Djoko juga menghimbau warga untuk menjaga struktur jalan sehingga dapat berfungsi sebagaimana direncanakan.

“Menjaga struktur perkerasan jalan misalnya dengan tidak membuang air ke badan jalan, atau tidak membuang sampah ke saluran samping jalan,” jelasnya. 

Djoko memaparkan banyak faktor yang menyebabkan kerusakan jalan, a.l. dari sisi eksternal, seperti hilangnya hierarki fungsi jalan, volume dan beban lalu lintas yang tinggi, serta faktor lingkungan seperti keadaan tanah, tanah dan udara.

“Faktor eksternalnya seperti volume dan beban lalu lintas yang tinggi, hilangnya hierarki fungsi jalan, dan faktor lingkungan misal tanah lunak, muka air tinggi dan temperatur tinggi,” tuturnya.

Sementara itu, lanjutnya, faktor  peyebab kerusakan dari sisi internal meliputi  ketidaktepatan penanganan, ketidakakuratan desain dan pelaksanaan konstruksi jalan di luar kententuan.

“[faktor] internalnya, seperti penanganan yang kurang tepat, data desain yang kurang akurat, pelaksanaan konstruksi yang tidak memenuhi ketentuan, dan pengawasan yang lemah,” jelasnya.

Dia menambahkan beban lalu lintas yang berlebih (overloading) yang kerap ditemui di lintas utama pantai utara (Pantura) Jawa atau jalan lintas timur (Jalintim) Sumatera merupakan faktor utama penyebab kerusakan.

“Beban lalu lintas lah yang paling mempengaruhi [kerusakan]. Seperti di Pantura dan Jalintim yang berdasarkan ketentuan keduanya masuk ke jalan kelas I dengan muatan sumbu terberat adalah 10 ton,” imbuhnya.

Muatan sumbu terberat (MST) adalah muatan maksimum yang diijinkan untuk satu sumbu kendaraan, yang jika dilampaui akan menyebabkan kerusakan jalan yang lebih besar daripada daya rusak satu sumbu standar.

Berdasarkan data Survei Jalan Tahun 2012,  dari 38.569,82 Km jalan nasional, sebesar 5,64% atau 2.174,34 Km dalam kondisi rusak ringan dan 3,54 % atau 1.364,63 dalam kondisi rusak berat.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nurbaiti
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper