BISNIS.COM, BADUNG--PT Rajawali Nusantara Indonesia membangun unit usaha pengolahan latex tahun ini guna mendukung pengembangan produk turunan berupa kondom dan sarung tangan.
Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia Ismed Hasan Putro menguraikan pembangunan unit usaha pengolahan latex dijadwalkan tahun ini. Pengelolaannya di bawah anak usaha perseroan, PT Mitra Rajawali Banjaran.
"Belanja modal perseroan Rp15 miliar, pabrik latex diambilkan dari itu," jelasnya di sela-sela Pertemuan Puncak Pemimpin Redaksi se-Indonesia 2013 di Nusa Dua, Bali, Kamis (13/6/2013).
Mitra Rajawali Banjaran memproduksi 1 juta kondom/tahun, 430.000 buah terserap pasar. Adapun 25% dari produksi diekspor ke Timur Tengah dan sisanya tidak terpakai.
"Selama ini kami memang memasok kebutuhan pemerintah," urainya soal sedikitnya serapan produk kondom Mitra Rajawali. Padahal, lanjut Ismed, daya serap pasar kondom mencapai 15 juta per tahun. "Dari itu 79% dipasok dari impor."
Dia menjelaskan produk kondom Indonesia memang kurang dikenal di dalam negeri akibat kurangnya promosi. Meski demikian guna mendorong serapan produk turunan latek perseroan memproduksi sarung tahun ini.
"Pengembangan produk itu diharapkan bisa menutupi kelemahan pejualan kondom," tukasnya.
Ditanya soal target pendapatan dari Mitra Rajawali, Ismed enggan menguraikan lebih detail. Ia hanya menegaskan inovasi di RNI ditargetkan bisa menghasilkan laba Rp500 miliar tahun ini dari periode sebelumnya Rp450,3 miliar.