Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

MANUFAKTUR: Produksi Meningkat, Produsen Naikkan Harga Jual

BISNIS.COM, JAKARTA--Kinerja pelaku industri manufaktur dalam negeri sepanjang Mei 2013 menunjukkan kondisi operasional yang cenderung membaik. Meski demikian, purchasing managers index (PMI) HSBC pada bulan lalu hanya 51,6, mengindikasikan stagnansi

BISNIS.COM, JAKARTA--Kinerja pelaku industri manufaktur dalam negeri sepanjang Mei 2013 menunjukkan kondisi operasional yang cenderung membaik. Meski demikian, purchasing managers index (PMI) HSBC pada bulan lalu hanya 51,6, mengindikasikan stagnansi ekspansi di sekor produksi dalam negeri.

PMI merupakan indeks berkala yang disesuaikan dari difusi terpisah indeks yang mengukur perubahan pada output, permintaan baru, penempatan tenaga kerja, jadwal pengiriman pemasok serta stok pembelian. Dalam indeks ini, angka di atas 50,0 mengindikasikan pertumbuhan atau ekspansi, sedangkan di bawah 50,0 mencerminkan kontraksi.

Mei 2013 merupakan bulan ketiga produksi manufaktur dalam negeri meningkat berturut-turut. Tak hanya itu, terdapat data yang menunjukkan penempatan tenaga kerja baru yang masuk.

Meski demikian, pertumbuhan produksi masih moderat akibat sempat mengendur pada April 2013. Pasalnya, 27% perusahaan yang disurvei menunjukkan peningkatan tak mampu menggenjot volume permintaan terhadap produk yang lebih tinggi, sedangkan 21% lainnya mengaku justru mengalami penurunan permintaan.

"Namun, perbaikan kinerja operasional industri dalam negeri terutama ditopang permintaan eksternal yakni ekspor," ujarnya.

Permintaan ekspor kepada sektor industri penghasil barang dalam negeri memang terus meningkat pada bulan lalu. Permintaan ekspor berasal dari beberapa negara seperti China, Jepang, dan Vietnam.

Namun, meski pertumbuhan kinerja secara keseluruhan masih moderat, tingkat keseluruhan pertumbuhan pada April hingga Mei 2013 masih merupakan pertumbuhan tertinggi sejak November 2012.

Untuk harga pembelian rata-rata pada manufaktur, terjadi peningkatan. Laju  inflasi secara menyeluruh masih berpengaruh meski mengendur ke titik terendah selama 5 bulan belakangan. Beberapa perusahaan juga menyebutkan, pemicu lainnya adalah tingkat kurs valuta yang kurang baik. Hasilnya, produsen mau tak mau meningkatkan harga jual produk.

"Peningkatan dalam harga input dan output memang mengendur, tetapi pelaku industri perlu mewaspadai jadwal pengiriman pasokan yang berjalan. Mereka harus selalu siap dengan kondisi inflasi karena faktor struktural yang terus menghambat distribusi barang ke pasar," pungkas Lim.

Penyebab lain kemoderatan pertumbuhan yakni peningkatan input pembelian atau impor selama bulan lalu. Ini merupakan bulan keempat impor meningkat. Oleh karena itu, sejumlah perusahaan dengan bahan baku dan barang setengah jadi makin terakumulasi.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, impor bahan baku atau penolong selama Januari hingga April 2013 meningkat 4,44% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu. Total nilai impor nonmigas pada April 2013 mencapai US$12,71 miliar atau meningkat US$1,73 miliar atau 15,75% dibandingkan nilai impor Maret 2013 US$10,98 miliar.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor :
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper