BISNIS.COM, MANILA— Pemerintah Filipina memerintahkan maskapai Cebu Air Inc (CEB) untuk menyingkirkan pesawatnya yang tergelincir di landasan pacu Bandara Internasional Davao pada Minggu (2/6/2013) hingga membuat penerbangan terhenti. Saham Cebu Air pun jatuh.
Maskapai penerbangan berbudget terbesar Filipina tersebut diberi waktu sampai pukul 15.00 waktu Manila untuk menyingkirkan pesawat Airbus SAS A320. “Instansi terkait akan mengambil alih jika Cebu Air gagal [menyingkirkan pesawat tersebut],” ujar William Hotchkiss, Direktur Jenderal Otoritas Penerbangan Sipil Filipina, Senin (3/6/2013).
Candice Iyog, Wakil Presiden Cebu Air, mengatakan maskapai ini menyadari tenggat waktu dan menyingkirkan pesawat.
Pada saat yang sama, saham Cebu Air jatuh 3,6% menjadi 76,15 peso pada pukul 13.59 waktu Manila, sekaligus menghadapi penurunan terparah sejak 20 Desember. Index Bursa Efek Index Filipina turun 2,2 %.
“Pesawat dari Manila berbelok ke sisi kanan landasan pacu Davao selama hujan lebat dan 165 penumpangnya selamat” ujar Iyog. Cebu Air, mayoritas sahamnya dimiliki JG Smummit Holdings Inc. (JGS).
Menurut laporan Star Newspaper, penerbangan ke dan dari Davao, wilayah Selatan Filipina mengalami penundaan sejak Minggu malam, dan lebih dari 3.000 penumpang terlantar di Bandara Davao kemarin.
“Para pemegang otoritas penerbangan sedang menyelidiki apakah telah terjadi pelanggaran peraturan. Pertanggung-jawaban akan dilakukan sesegera mungkin," kata Deputi Direktur Jenderal Sipil Penerbangan John Andrews. Dia mengatakan insiden ini kemungkinan disebabkan oleh kesalahan pilot.
Dalam pesan singkatnya, Sekretaris Bidang Transportasi Joseph Abaya mengatakan pemerintah akan memutuskan kemungkinan penangguhan operasional Cebu Air. (Juli E. R. Manalu)