BISNIS.COM, JAKARTA--Kementerian Perindustrian merealokasi potongan anggaran sebesar Rp10 miliar dari anggaran penyediaan konverter kit untuk memfasilitasi perundingan pengambilalihan PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) dari pihak Jepang.
Total realokasi anggaran pada APBN 2013 Kemenperin yang telah disetujui Komisi VI DPR yakni Rp17,5 miliar. Selain untuk membiayai perundingan, Rp7,5 miliar lainnya digunakan membiayai kegiatan penerapan standar nasional Indonesia (SNI) wajib produk industri agro melalui bantuan peralatan laboratorium di Baristand Industri Aceh serta Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang (BPSMB) Aceh.
Untuk fasilitasi perundingan akan diserahkan kepada Sekretariat Jenderal Kemenperin. Sebelumnya, Menperin M.S. Hidayat menunjuk Ditjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi untuk melakukannya.
"Ini termasuk pembiayaan yang mendesak. Kami optimistis perundingan dapat selesai sebelum 31 Oktober tahun ini. Tidak ada pilihan lain selain mengalihkan saham ke pemerintah Indonesia 100%. Setelah itu, pemerintah pusat yang akan menentukan ke BUMN mana perusahaan akan diberikan, atau dijadikan BUMN sendiri," ujar Hidayat seusai rapat kerja, Senin (3/6/2013).
Hidayat memaparkan saat ini perundingan memasuki tahap akhir untuk menyepakati nilai buku perusahaan yang berbasis di Sumatra Utara tersebut. Pasalnya, masih ada selisih penilaian sebanyak US$100 juta yang dilakukan oleh BPKP dengan auditor yang ditunjuk Nippon Asahan Alumunium (NAA) Jepang.
Sebelumnya, pemerintah telah menyediakan anggaran Rp7 triliun untuk mengambil alih Inalum. Hidayat menambahkan, pihaknya telah mengusulkan anggaran Rp7 triliun masuk ke escrow account.
Escrow account, kata Hidayat, dapat menjadi salah satu solusi jika perundingan masih membutuhkan waktu panjang. "Agar pihak Jepang tahu pemerintah sudah siap membayarnya, sembari menyelesaikan detil," tuturnya.
Adapun realokasi Rp10 miliar merupakan sisa pemangkasan anggaran penyediaan konverter kit yang semula mencapai Rp206,8 miliar menjadi Rp90,75 miliar. Sisa anggaran akan digunakan untuk pengadaan 4.000 unit konverter kit dan pembiayaan kegiatan pendukung lainnya.