BISNIS.COM, MEDAN–Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) mengharapkan pemerintah dapat menanfaatkan forum Kerja sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) memperbaiki citra perkebunan kelapa sawit dalam negeri yang selama ini dinilai merusak lingkungan.
“Kami berharap Kementerian Perdagangan pada saat konferensi APEC yang berlangsung di Indonesia berupaya agar kepala sawit Indonesia tidak masuk sebagai tanaman tidak ramah lingkungan,” jelas Ketua Umum Gapki Joefly Bachroeny, Senin (27/5/2013).
Dia menyambut baik upaya Kementerian Perdanganan yang baru-baru ini menyurati Pemerintah Amerika Serikat dan Uni Eropa untuk memberikan bukti-bukti bahwa isu kepala sawit produksi Indonesia merusak lingkungan tidak benar.
Pihaknya menilai langkan sejumlah lembaga baik pemerintah maupun swasta di Amerika Serikat dan Uni Eropa yang menyatakan kelapa sawit Indonesia tidak ramah lingkungan, merupakan strategi bisnis untuk menurunkan daya saing produk perkebunan Indonesia.
“Amerika dan Uni Eropa memiliki komoditas, seperti biji bunga matahari dan kedelai, akan tetapi dari segi produktivitas masih kalah ketimbang kelapa sawit Indonesia, makanya Pak Gita menyurati mereka negara-negara lain tidak terpengaruh dengan isu itu,” tambahnya.
Dia juga mengakui dampak krisis Eropa dan isu perkebunan kelapa sawit dikelola dengan sistem produksi yang tidak ramah lingkungan menyebabkan daya saing produk kelapa sawit dari Indonesia menurun di pasar global.