BISNIS.COM, JAKARTA - Bank Indonesia memperkirakan kenaikan harga properti resedensial di pasar sekunder akan terus mengalami kenaikan sepanjang tahun ini.
Dalam hasil risetnya, BI mencatat sempat terjadi koreksi harga pada pasar properti sekunder di kawasan Jakarta dan Banten pada Januari-Februari tahun ini akibat bencana banjir.
Meskipun begitu, pasar kembali normal pada Maret, dan sepanjang kuartal I/2013, pasar properti sekunder mengalami kenaikan 3,62%.
Kenaikan harga properti resedensial diperkirakan akan terus berlanjut pada kuartal selanjutnya, dengan perkiraan lebih tinggi, yakni 3,84%.
Secara lebih detil, BI memprediksi kenaikan harga rumah tertinggi akan terjadi pada rumah tipe besar (4,44%). Sementara itu berdasarkan wilayah kenaikan paling tinggi diperkirakan terjadi di Jakarta Timur terutama di kawasan Pulomas (4,5%).
Wilayah lain yang memiliki nilai investasi tinggi seperti Jakarta Pusat juga diperkirakan akan mengalami kenaikan harga sebesar 4%, dan Jakarta Selatan 3,88%.
Menurut riset BI, kenaikan harga tersebut dipicu oleh terbatasnya stok rumah tapak yang mendorong tetap tingginya permintaan pada hunian rumah sekunder sepanjang tahun ini.
Di sisi lain, rumah sekunder lebih diminati karena harganya lebih murah, lahannya lebih luas, dan lingkungan huniannya sudah terbentuk sehingga lebih nyaman. (mfm)