BISNIS.COM, JAKARTA--Pemerintah mematok pertumbuhan ekonomi di kisaran 6,4-6,9% pada 2014 seiring dengan tren positif perekonomian dunia dan perkembangan perekonomian domestik.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Armida Alisjahbana mengatakan angka itu memang masih di bawah target rencana pembangunan jangka menengah (RPJM), tetapi lebih baik dibandingkan dengan realisasi pertumbuhan ekonomi 2012 dan perkiraan 2013.
"Hal ini didukung oleh membaiknya neraca perdagangan yang didorong pemulihan kinerja ekspor seiring dengan perbaikan permintaan global dan perbaikan harga komoditas ekspor. Konsumsi rumah tangga dan investasi yang masih menjadi sumber pertumbuhan terbesar juga menunjukkan peningkatan berarti," katanya saat menyampaikan Nota Keuangan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2014 dalam sidang paripurna DPR, Senin (20/5/2913).
Dinamika ekonomi global turut memengaruhi asumsi makro lainnya. Inflasi diperkirakan melaju cukup moderat 3,5%-5,5% dan nilai tukar rupiah bergerak Rp9.600-Rp9.800 per US$.
Sementara itu, suku bunga surat perbendaharaan negara (SPN) 3 bulan dipatok 4,5%-5,5%.
Harga minyak mentah Indonesia (Indonesia crude price/ICP) ditetapkan US$100-US$115 per barel. Lifting minyak ditarget 900.000-930.000 barel per hari (bph), sedangkan lifting gas 1,24 juta-1,325 juta barel per hari setara minyak.