BISNIS.COM, JAKARTA—DPR meminta pemerintah dan aparat terkait menginvestigasi bencana longsor di tambang PT Freeport Indonesia hingga menyebabkan 5 orang tewas dan 25 orang lainnya masih terjebak longsor.
Anggota Komisi IX DPR Zuber Safawi mengatakan meski fokus saat ini adalah penyelamatan para pekerja yang masih terjebak, tapi aparat perlu melakukan evaluasi apakah kejadian ini berpotensi terulang.
Secara khusus, lanjutnya, DPR juga mendesak PT Freeport Indonesia terbuka dan melakukan pembaharuan informasi mengenai perkembangan penyelamatan para pekerja yang masih terjebak dalam longsoran.
Dia mempertanyakan upaya penyelamatan yang dilakukan hanya dengan alat sederhana, seperti gergaji dan kereta dorong, padahal pekerja terjebak hamper 72 jam dan perusahaan itu mampu menggunakan teknologi yang canggih untuk segera melakukan penyelamatan.
Selain itu, evaluasi dan investigasi murni ditujukan untuk melihat sejauh mana PT Freeport Indonesia menjamin keamanan para pekerjanya, termasuk standar prosedur K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) maupun Amdal (analisis mengenai dampak lingkungan).
“Sektor pertambangan termasuk resiko tinggi dalam kecelakaan kerja, dan standar keselamatan pekerja juga harus ketat,” jelasnya, Kamis (16/5/2013).
Sebelumnya, ada sebanyak 41 orang pekerja tambang PT Freeport Indonesia terjebak di dalam longsor terowongan instalasi pelatihan bawah tanah di Big Gossan Tembagapura, Papua pada Senin (13/5).
Tercatat 11 orang pekerja berhasil lolos, ada lima orang ditemukan tewas, sedangkan sisanya masih terjebak hingga saat ini ini. (mfm)