Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

INVESTASI SUMUT: Pemodal Domestik Diharapkan Lebih Besar

BISNIS.COM, MEDAN - Badan Penanaman Modal dan Promosi (BPMP) Sumatra Utara mengharapkan lebih banyak investor dalam negeri menanamkan modalnya di wilayah ini, mengingat realisasi penanaman modal asing (PMA) selalu lebih besar.

BISNIS.COM, MEDAN - Badan Penanaman Modal dan Promosi (BPMP) Sumatra Utara mengharapkan lebih banyak investor dalam negeri menanamkan modalnya di wilayah ini, mengingat realisasi penanaman modal asing (PMA) selalu lebih besar.

Sepanjang 2012, realisasi investasi di Sumut mencapai Rp9,16 triliun yang disumbangkan sebagian besar oleh PMA yakni Rp6,19 triliun dan PMDN sebesar Rp2,97 triliun. Realisasi tersebut melebihi target yang ditetapkan sekitar Rp9 triliun.

Mimi Rangkuti, Kepala Bidang Pengawasan dan Pengendalian BPMP Sumut, mengatakan Provinsi Sumut menggenjot investasi dari dalam negeri. Pasalnya, nilai investasi PMA sejauh ini selalu lebih tinggi dibandingkan dengan PMDN.

"Kami maunya investasi dari dalam negeri. Selama ini investasi asing lebih besar nilainya karena dicatat menggunakan dolar Amerika Serikat. Investor lokal juga terkendala permodalan sehingga lebih banyak dari investor asing," kata Mimi kepada Bisnis di kantornya, Rabu (15/5/2013).

BPMP Sumut berupaya menggaet pemodal domestik agar perkembangan ekonomi di Sumut dapat dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia. Kemudahan yang diberikan kepada investor lokal juga sudah dijamin oleh undang-undang investasi.

Sejauh ini, lanjutnya, perlakuan yang diberikan kepada investor lokal dan asing memang sama. Namun, khusus untuk investor lokal, wewenang perijinan sudah dilimpahkan ke pemerintah daerah provinsi, kabupaten dan kota masing-masing. Sedangkan investor asing masih harus melalui Badan Koordinasi Pasar Modal (BKPM) pusat.

Investor lokal, kata dia, lebih banyak menanamkan modal di sektor industri kimia, industri makanan, perkebunan, jasa, industri kayu dan industri lainnya. Investasi asing juga membidik sektor-sektor yang sama, terutama pada sektor industri kimia, perkebunan dan jasa. (mfm)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Sukirno
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper