BISNIS.COM, PANGKALPINANG—Lembaga Pengelola Dana Bergulir mengalokasikan pembiayaan bagi koperasi dan pengusaha mikro, kecil, dan menengah di Provinsi Bangka Belitung mulai Rp100 miliar hingga Rp200 miliar pada tahun ini.
Kemas Danial, Direktur Utama Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB), mengatakan peningkatan itu wajib dilakukan karena potensi usaha pelaku koperasi dan usaha mikro, kecil dan menengah (KUMKM) sangat besar untuk sektor usaha ritel dan kuliner.
”Sampai saat ini dana yang kami kelola baru tersalur sekitar Rp8 miliar. Jumlah ini jelas sangat kecil dibandingkan potensi usaha di Bangka Belitung (Babel),” katanya kepada wartawan seusai sosialisasi pembiayaan dari LPDB di Novotel Hotel, Pangkaplpinang, Babel, Rabu (15/5/2013).
Penyaluran dana bergulir memiliki potensi besar di Babel, karena jumlah koperasinya saat ini mencapai 900 unit, sedangkan pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) mencapai 2.000 unit. Oleh karena itu LPDB melakukan sosialisasi di Babel.
Menurut Kemas, LPDB sudah berupaya keras menyalurkan pembiayaan kepada pelaku KUMKM di daerah itu. Akan tetapi, masih terkendala karena Dinas Koperasi dan UKM setempat kurang optimal mendukung peranan dan kehadiran lembaga tersebut di Babel.
Dikemukakan, alokasi pembiayaan untuk sektor riil perlu ditingkatkan, karena jenis usaha itulah yang sangat menjanjikan. Khususnya untuk bisnis kuliner. Setelah itu, potensi pembiayaan berikutnya untuk mendukung usaha koperasi.
Melalui sosialiasi yang dilakukan di Babel, dia berharap bisa meningkatkan pembiayaan untuk sektor riil. “Lalu kami berharap akan ada pertumbuhan jumlah UMKM. Kami akan melakukan sistem jemput bola agar terjadi pertumbuhan UMKM.”
Selama ini Babel memang dikenal sebagai penghasil komoditas timah, lada, dan cengkeh. Namun, bisnis tersebut makin sulit digeluti pelaku usaha skala UMKM, karena infrastruktur yang tersedia, kurang mendukung usaha mereka.
”Akibatnya, usaha UMKM suit berkembang jika hanya mengandalkan ketiga komoditas tersebut. Untuk itulah LPDB terus berupaya melakukan sosialoisasi agar kebutuhan pembiayaan mereka bisa terpenuhi untuk beralih ke bisnis lain,” papar Kemas Danial.
Meski potensi bisnis UMKM lebih banyak di Bangka, akan tetapi LPDB, tegas Kemas Danial, tidak bisa melupakan Belitung. Sebab, kedua daerah itu harus berkembang secara bersama untuk meningkatkan perekonomiannya masyarakatnya. (mfm)