BISNIS.COM, JAKARTA -- PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (ITP) optimistis permintaan semen domestik akan tumbuh lebih positif sepanjang tahun ini, meski terjadi perlambatan sepanjang 3 bulan tahun ini.
Direktur Keuangan Indocement Tju Lie Sukanto mengemukakan volume penjualan perseroan hanya tumbuh 2,1% menjadi Rp4,2 juta ton di kuartal I 2013. Angka tersebut berada di bawah rerata permintaan semen domestik yang mencapai 8,6%.
Menurutnya, kondisi tersebut membuat pangsa pasar perseroan mengalami penurunan menjadi 30,6% di periode Januari—Maret 2013 dari posisi periode yang sama tahun lalu sebesar 32,5%.
“Permintaan semen didukung adanya pembangunan infrastruktur yang akan menarik masyarakat untuk membangun dan tinggal di sekitar infrastruktur tersebut,” ujarnya, Selasa (14/5/2013).
Dengan demikian, ujar dia, kondisi itu akan memicu efek bola salju pada konsumsi domestik.
Selama kuartal I 2013, Indocement mencatatkan laba bersih Rp1,14 triliun atau tumbuh 14,6%. Sementara itu, perseroan juga membukukan pertumbuhan pendapatan 9,61% menjadi Rp4,21 triliun.
Untuk mengantisipasi permintaan domestik yang kuat, perseroan akan menyelesaikan unit penggilingan semen (cement mills) baru di Pabrik Citeureup, Bogor, Jawa Barat, dengan kapasitas 1,9 juta ton.
“Pabrik itu diprediksi beroperasi pada kuartal IV 2013,” ujarnya.
Di samping itu, perseroan juga telah memulai pembangunan pabrik semen (brownfield) di Citeureup, Bogor, dengan kapasitas produksi 4,4 juta ton per tahun yang diharapkan akan selesai kuartal III 2015.
Pada 25 Maret 2013, Indocement telah menandatangani perjanjaian dengan Tianjin Cement Industry Design and Research Institute Co Ltd dalam penyediaan peralatan, konstruksi, dan pelaksanaan untuk proyek pabrik P14 Indocement di Citeureup, Bogor.
“Keseluruhan nilai dari pabrik baru itu diperkirakan Rp5,5 triliun—Rp6,5 triliun,” ungkapnya.
Perseroan juga sedang dalam tahap akhir studi kelayakan untuk membangun dua pabrik semen baru (greenfield) dengan kapasitas produksi masing-masing minimal 2,5 juta ton per tahun, yakni satu pabrik di Jawa Tengah dan yang lainnya di luar Jawa. (dot)