Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

CADANGAN DEVISA: Meski Naik, Posisinya Masih Rentan

BISNIS.COM, JAKARTA—Kenaikan cadangan devisa pada April 2013 sebesar US$2,47 miliar dinilai belum menjadi indikator positif perbaikan kondisi perdagangan internasional Indonesia.

BISNIS.COM, JAKARTA—Kenaikan cadangan devisa pada April 2013 sebesar US$2,47 miliar dinilai belum menjadi indikator positif perbaikan kondisi perdagangan internasional Indonesia.

Sofjan Wanandi, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), mengatakan peningkatan cadadngan devisa pada bulan lalu terutama disokong oleh penerbitan obligasi berdenominasi dollar AS [global bonds] oleh pemerintah.

“Cadangan devisa kita naik, tetapi yang mengangkat itu bukan karena perbaikan ekspor-impor kita. Itu karena pemerintah menjual global bonds yang masuk ke Bank indonesia,” katanya dalam Konferensi Pers Situasi Perekonomian Nasional Terkini dan Ketagakerjaan, akhirpekan ini.

Pemerintah berhasil menarik dana global bonds sebesar US$3 miliar di pasar internasional pada Senin (8/4) malam. Pada lelang tersebut, total penawaran yang masuk mencapai US$12,5 miliar atau oversubscribed hingga 4,2 kali.

Sejak awal tahun 2013 sampai Maret 2013, cadangan devisa Indonesia memang menunjukkan tren penurunan, yaitu dari US$112,8 miliar pada akhir Desember 2012 menjadi US$104,8 miliar pada akhir Maret 2013. Namun pada April 2013, cadangan itu meningkat menjadi US$107,27 miliar.

Perdagangan internasional Indonesia memang belum menunjukkan kondisi yang baik. Namun berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), neraca perdagangan Indonesia mulai mencatatkan surplus sebesar US$305 juta pada Maret 2013, setelah selalu mencatatkan defisit sejak Oktober 2012.

Melihat titik terang di neraca perdagangan Maret 2013, Direktur Kepala Grup Hubungan Masyarakat Bank Indonesia Difi Johansyah optimistis kondisi ekspor akan terus membaik, terutama setelah semester 2/2013.

“Kinerja neraca pembayaran akan membaik di semester 2 karena perekonomian dunia mulai recover. AS dan China mulai membaik, bahkan impor China mulai meningkat sehingga akan memperbaiki ekspor negara berkembang,” katanya, Minggu (12/5).

Namun, Ekonom EC-Think Telisa Aulia Falianty mengatakan sampai saat ini, kondisi cadangan devisa Indonesia masih berada pada posisi yang rentan karena masih didominasi oleh surat berharga yang cenderung bersifat hot money.

“Cadangan devisa kita lebih banyak dari hot money, jadi agak riskan. Apalagi kalau nanti Amerika dan Eropa membaik,” tulis Telisa dalam pesan singkatnya, Minggu (12/5).

Hot money merupakan istilah yang digunakan bagi aliran modal yang mudah keluar dan masuk pasar sehingga berisiko menciptakan ketidakstabilan.

Perbaikan perekonomian di Amerika dan Eropa memang sedikit banyak menimbulkan kekhawatiran. Saat ini, negara-negara emerging market, termasuk Indonesia, memang bisa memanfaatkan banjir likuiditas negara-negara maju, seperti Eropa, Jepang, dan Amerika akibat kebijakan pelonggaran moneter [monetary easing] mereka.

Namun saat perekonomian negara maju tersebut membaik, likuiditas yang ditanamkan berisiko ditarik kembali dan dalam jumlah yang besar, yang biasa dikenal dengan istilah sudden reversal.

Telisa mengatakan struktur cadangan devisa yang kokoh harus lebih banyak ditopang oleh devisa yang berasal dari ekspor dan pendapatan remitansi.

Berdasarkan data Bank Indonesia pada akhir Februari 2013, surat berharga masih mendominasi struktur cadangan devisa Indonesia dengan komposisi sekitar 74,5% dari total cadev Februari 2013 sebesar US$105,2 miliar.

Di sisi lain, Telisa mengakui BI telah mengusahakan perbaikan susunan cadagan devisa dengan berbagai kebijakan, salah satunya adalah kebijakan yang terkait dengan devisa hasil ekspor.  (ra).

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Hedwi Prihatmoko
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper