BISNIS.COM, BANDUNG—Bank Indonesia memprediksi pertumbuhan ekonomi 2013 akan sedikit lebih rendah dari pada perkiraan semula, tetapi masih akan tumbuh di kisaran 6,2%-6,6%.
Deputi Gubernur Bank Indonesia Ronald Waas mengatakan sasaran inflasi pada 2013 dan 2014 yaitu sebesar 4,5% dalam kisaran kurang lebih 1%, dan BI Rate di level 5,75% yang dipertahankan berdasarkan
keputusan Rapat Gubernur Bank Indonesia pada 11 April lalu.
“Gejolak harga bahan pangan yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir saja telah mendorong tingginya inflasi IHK pada Maret 2013 yang mencapai 0,63% [mtm] atau 5,90% [yoy] di atas rata-rata historisnya,” katanya di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah VI Jabar-Banten, Jumat (3/5/2013).
Dia melanjutkan indeks harga konsumen (IHK) mengalami deflasi sebesar 0,1% seiring membaiknya pasokan sejumlah komoditas bahan makanan dan menurunnya tekanan eksternal pada April 2013.
“Di sisi lain, pemulihan ekonomi global tidak sebaik perkiraan sebelumnya dan masih dibayangi ketidakpastian,” ujarnya.
Pertumbuhan ekonomi AS, sebutnya, diperkirakan tertahan akibat permasalahan fiskal, meskipun kegiatan produksi dan konsumsi mulai menunjukkan perbaikan.
Dia menyebutkan resesi ekonomi Eropa masih berlanjut dan diperburuk dengan kondisi Cyprus walaupun perbaikan situasi politik di kawasan tersebut, terutama di Italia, telah mendorong penurunan risiko.
“Sejalan dengan kondisi-kondisi tersebut, respon kebijakan bank sentral dunia secara umum masih tetap akomodatif, dengan mempertahankan suku bunga ketat maupun melalui program quantitative easing,” tuturnya. (ltc)