BISNIS.COM, JAKARTA— Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Garuda Indonesia Tbk mengangkat Erik Meijer sebagai Direktur Tidak Terafiliasi, dan menggantikan Elisa Lumbantoruan dengan 98% suara.
Sesuai hasil penghitungan suara, RUPST menyetujui penunjukkan Frederick Johannes Erick Meijer menjadi direktur di Garuda.
"Ini sesuai ketentuan di pasar modal, juga menyepakati penggantian dua orang komisaris, ada 98% suara yang sepakat,” kata Direktur Utama Garuda Indonesia Emirsyah Satar seusai RUPS di Pacific Place, Jakarta, Jumat siang (26/4/2013).
Dia menyebutkan dalam RUPS disepakati penggantian dua orang komisaris dan satu orang direktur, dan kesepakatan diambil dari 98% suara.
"Garuda ke depan cukup menantang. Perlu banyak terobosan. Saya sendiri belum terlalu mengenal Erik Meijer. Namun, karena kita menerima penugasan pemegang saham, kita harus bisa kerja sama," tambahnya.
Erik sendiri sebelumnya menjabat sebagai Direktur & Chief Commercial Officer PT Indosat Tbk.
Pengangkatan Erik ini sudah diprediksi sebelumnya, karena telah melewati fit and propert test (uji kepatutan dan kelayakan) dan mendapat dukungan penuh dari Kementerian BUMN.
Erik Meijer selama ini lebih dikenal sepak terjangnya di industri telekomunikasi Indonesia. Di Telkomsel dengan posisi terakhir VP Marketing dan CRM. Setelah itu menjadi Wadirut di Bakrie Telecom. Di kedua operator ini Erik mampu mengangkat merek dan reputasi kedua perseroan.
Di Indosat, Erik baru bergabung pada Mei 2012. Bergabungnya suami dari artis Maudy Kusnaedi sebenarnya belum terbukti mengembalikan operator ini ke masa jayanya karena baru saja menjabat. Jika dilihat dari sisi keuangan, kinerja Indosat secara bottom line tidak menggembirakan pada 2012.
Indosat selama 2012 membukukan keuntungan sebesar Rp 417,4 miliar atau turun 52,5% dibandingkan periode 2011 sebesar Rp879,7 miliar. Namun, secara topline perseroan pada 2012 berhasil mendapatkan pendapatan usaha sebesar Rp 22,71 triliun atau naik 10,4% dibandingkan periode sama 2011 sebesar Rp20,57 triliun .
Dengan pergantian ini, susunan direksi Garuda menjadi Emirsyah Satar sebagai Direktur Utama, sedangkan kursi direksi diisi Faik Fahmi, Handrito Hardjono, Heriyanto Agung Putra , Batara Silaban, Judi Rifajantoro, Capt. Novijanto Herupratomo dan Frederick Johannes Erik Meijer.
Selain itu, RUPST juga memberhentikan dengan hormat Bambang Wahyudi sebagai komisaris. Perseroan juga mengangkat Sonatha Halim Jusuf dan Bagus Rumbogo sebagai anggota dewan komisaris. RUPST juga mengangkat Chris Kanter sebagai Komisaris Independen.
Dengan perubahan ini, maka susunan Dewan Komisaris menjadi Bambang Susantono menjadi Komisaris Utama, Betty S Alisjahbana, Peter F Gontha, Wendy Aritonang, Bagus Rumbogo dan Chris Kanter sebagai komisaris.
Elisa Lumbantoruan, mantan Direktur Penjualan dan Pemasaran Garuda Indonesia mengatakan menerima apapun hasil keputusan RUPST. Namun saat ini dia belum tahu akan ditempatkan di perusahaan mana.
"Setelah saya keluar dari Garuda ini, saya tidak akan masuk ke perusahaan yang menjadi kompetitor Garuda. Kalau ada perusahaan IT yang naksir saya, boleh juga," kata Elisa.