BISNIS.COM, AMSTERDAM--European Seafood Exhibition 2013, resmi ditutup.Gerai Turki tercatat paling mencolok dan banyak dikunjungi, sebaliknya gerai pemerintah Indonesia yang diwakili oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan tak bisa tampil mewah karena anggaran yang terbatas.
Berdasarkan pemantauan Bisnis, di arena pameran yang berlangsung sejak Selasa (23/4/2013) dan ditutup Kamis malam atau Jumat pagi (26/4/2013) waktu Indonesia, setiap negara menampilkan gerai dengan ciri masing-masing baik swasta maupun pemerintahan.
Peserta dari Eropa umumnya memiliki gerai yang besar dan lengkap. Namun Gerai Turki yang tampak paling menonjol dan memberikan layanan ekstra kepada para pengunjungnya baik untuk santapan makan siang, penjelasan dari pemerintah sampai swasta yang tampak kompak. Puluhan media khusus meliput gerai itu ketika para pejabat dan pengusahanya menggelar konferensi pers.
Menanggapi hal itu, Dirjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (P2HP) Kementerian Kelautan dan Perikanan Saut P. Hutagalung, berpendapat bahwa Turki bukan hanya melakukan misi bisnis semata-mata tetapi ada muatan politik yang kental.
"Turki ingin diterima di Uni Eropa sehingga ia membuat aksi politik yang menarik perhatian," katanya.
Mengapa gerai Indonesia hanya kecil saja dan kurang menarik? "Anggaran dari Kementerian Keuangan sudah ditentukan untuk pameran seperti ini," kilahnya.
Namun gerai Indonesia cukup menarik perhatian ketika kaum ibu dari Kedutaan Besar RI untuk Brussels dan Luxemburg melakukan demo masak makanan khas Indonesia seperti siomay dan jenis makanan dari ikan dan udang lainnya. Peserta lainnya dari China, dan Korea Selatan mengaku senang bisa menikmati makanan khas Indonesia.
Ibu Ninin dan Ibu Made yang telah tinggal di Brussels lebih dari 20 tahun tahu benar memanjakan pengunjung dengan masakan olahan mereka.
Beberapa perusahaan nasional juga ikut pameran yang digelar berkala setiap tahun ini seperti PT Centra Proteina Prima Tbk, PT Inti Lautan Fajar Abadi, dan PT Istana Cipta Sembada.
Arianto Yohan Hiu, Assistant Vice President Head of Production & Sales Food Processing Division CP Prima, mengatakan jika volume produksi udang Indonesia mampu memenuhi kebutuhan pasar dunia khususnya di Eropa sesuai standar, maka ini menjadi tahun emas untuk meningkatkan penjualan. (LN)