BISNIS.COM, SURABAYA – Indonesia dan Chile sepakat menjalin kerja sama perdagangan bilateral dalam kerangka preferential trade agreement atau PTA.
Menteri Perdagangan Gita Wirjawan mengatakan Chile semula meminta agar kerja sama perdagangan antara kedua negara dilakukan dalam kerangka comprehensive economic partnership agreement (CEPA).
Namun, menurutnya keinginan Chile itu masih terlalu jauh mengingat ruang lingkup kerja sama yang sempat dibahas kedua negara secara informal masih terlalu sempit.
“Jadi, kita (usulkan) PTA dulu dan mereka sangat setuju. Mereka bilang oke dan kita bisa teken sewaktu week end ini dan (mereka bertanya) selama di Surabaya bs gak kbisa tidak kita mulai negosiasinya,” katanya seusai pertemuan bilateral dengan delegasi Chile di sela APEC SOM II di Surabaya, Jumat (19/4/2013).
Menurutnya, masih ada beberapa perbedaan pandangan klausul yang harus diselesaikan dalam dua hari ke depan, di antaranya menyangkut tindakan pengamanan perdagangan (trade remedy).
Gita menuturkan Indonesia selama ini tak mempunyai hub di kawasan Amerika Latin sehingga Chile yang berada di pesisir Samudra Pasifik diharapkan mampu menjadi pintu masuk bagi produk Indonesia ke negara di kawasan tersebut.
“Ini potensinya besar sekali berdasarkan komplementaritas dengan Amerika Selatan dan Indonesia. Tinggal kita make sure saja, kita bisa menjadi hub dan kedua, harus fair trade-nya. Artinya, barang kita bisa laku, tapi barang mereka yang masuk sini bisa mendidik kita,” jelasnya.
PTA, lanjutnya, mampu menjadi jalan keluar bagi terhambatnya produk Indonesia untuk masuk ke Chile karena tarif yang masih tinggi untuk beberapa produk.
Nilai perdagangan Indonesia dan Chile pada 2012 hanya US$381,99 juta dengan defisit di sisi Indonesia US$31,29 juta.