Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga BBM Bersubsidi Untuk Plat Hitam Rp6.500-Rp7.000

BISNIS.COM, JAKARTA--Penyesuaian harga BBM bersubsidi bagi mobil berplat hitam menjadi Rp6.500-7.000/liter diproyeksi akan menyumbang inflasi sebesar 0,7-1,4% terhadap inflasi tahunan (year-on-year) pada 2013. Kepala Ekonom Bank Mandiri Destry Damayanti

BISNIS.COM, JAKARTA--Penyesuaian harga BBM bersubsidi bagi mobil berplat hitam menjadi Rp6.500-7.000/liter diproyeksi akan menyumbang inflasi sebesar 0,7-1,4% terhadap inflasi tahunan (year-on-year) pada 2013. 

Kepala Ekonom Bank Mandiri Destry Damayanti menuturkan penerapan dual price pada komoditas BBM bersubsidi berisiko memicu inflasi sebesar 1%. Adapun dengan asumsi harga BBM bagi mobil berplat hitam naik Rp2.500/liter menjadi Rp7.000, imbuhnya, sumbangan inflasinya mencapai 1,4%.

"Proyeksi kami tanpa kebijakan BBM, inflasi tahun ini 5,5%. Jadi dengan kalkulasi tadi, inflasi yoy ada pada kisaran 6,5-6,9%," tutur Destri di sela Rakornas Kadin, Rabu (17/04/2013).

Dengan proyeksi tersebut, Destri menilai tidak perlu dilakukan penaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate). Namun, penyesuaian suku bunga fasbi sebesar 50 basis poin dinilai perlu untuk memberikan sinyal bahwa inflasi merupakan suatu masalah yang harus direspon.

Sementara itu, Deputi Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan apabila pemerintah mengambil opsi penaikan harga BBM bersubsidi bagi mobil plat hitam menjadi Rp7.000/liter, akan ada tambahan inflasi sebesar 0,7%.

"Tahun ini proyeksi inflasi 5,4%, kalau opsinya Rp7.000/liter ditambah 0,7% sama dengan 6,1%," kata Perry.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Indef Enny Sri Hartati mengungkapkan secara logika kenaikan harga BBM pada mobil berplat hitam tidak akan menimbulkan inflasi. Pasalnya, BBM merupakan komoditas yang langsung dikonsumsi, sehingga tidak berkaitan dengan faktor-faktor produksi.

"Logikanya tidak karena tidak berdampak ke produksi dan ongkos transportasi masal," ujar Enny.

Menteri Keuangan Agus D.W. Martowardojo mengatakan laju inflasi Maret yang mencapai 5,9% (yoy) perlu diwaspadai karena laju inflasi kumulatif Januari-Desember 2013 bisa melampaui asumsi inflasi yang ditetapkan dalam APBN 2013, yakni 4,9% (yoy).

Agus menuturkan laju inflasi yang tinggi di awal tahun sebenarnya tidak perlu terjadi apabila kebijakan terkait pangan dilakukan dengan perhitungan yang lebih matang terkait keamanan suplai dan target swasembada.

"Harus pastikan pasokan ada, jadi tidak mendorong inflasi. Kalau mau menaikkan cadangan pangan dalam negeri harus punya road map, kalau tidak ya ada tekanan ke inflasi," tuturnya.

Agus menambahkan pemerintah akan bekerja sama dengan Bank Indonesia dan sektor riil untuk merespon lonjakan inflasi, sehingga tidak terjadi lonjakan yang terlalu tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper