BISNIS.COM, JAKARTA-Pembangunan 6 ruas tol dalam kota mendapat angin segar setelah survei yang dilakukan PolMark Research Center (PRC) terhadap sistem transportasi Jakarta menunjukkan banyak warga ingin penambahan jalan untuk mengatasi kemacetan di Jakarta.
Sebanyak 35,8% responden memilih penambahan ruas jalan baru, disusul 17,2% untuk penertiban parkir liar dan 12,9% untuk pembatasan kendaraan pribadi.
Hasil itu cukup mencengangkan karena menggunggili pembangunan mass rapid transit (MRT) dan monorel yang masing-masing hanya 10,6% dan 8,6%.
Chief Executive Officer (CEO) PolMark Indonesia Eep Saefullah Fatah mengungkapkan Gubernur DKI Jokowi menyadari terdapat dua kekurangan di Jakarta yakni transportasi publik dan panjang jalan. Ia menilai pembangunan enam ruas tol dalam kota dapat saja terealisasi dengan mempertimbangkan empat aspek.
Pertama, jalan tol ini harus difungsikan untuk mengatasi kebutuhan penambahan ruas jalan dan penyediaan transportasi publik massal sekaligus. Kedua, jalan tol itu tidak boleh menjadi beban dan masalah tambahan/baru bagi sistem transportasi publik di luar tol yang umumnya terjadi di pintu-pintu masuk jalan tol.
"Ketiga, pembangunannya dibiayai sepenuhnya oleh swasta, baik untuk pembangunan maupun pemeliharaan yang diatur dalam model kerja sama yang sehat dan tidak mencederai hak-hak publik," ujarnya dalam diskusi bertajuk "Penataan Sistem Transportasi Jakarta" di Gedung Djuang Jakarta hari ini, Rabu (17/4/2013).
Dan terakhir jalan tol itu dibangun dengan memperhatikan lingkungan, tata ruang, konservasi lingkungan baik manusia maupun ekosistem, serta keramahan pada perumahan.