BISNIS.COM, JAKARTA--Laju inflasi sepanjang 2013 diproyeksi mengarah pada kisaran 6% seiring wacana pembatasan konsumsi BBM bersubsidi bagi kendaraan pribadi.
Kepala Ekonom Bank Danamon Anton Gunawan menuturkan pembatasan konsumsi BBM bersubsidi melalui penerapan dual price tidak akan menimbulkan tekanan inflasi sebesar penaikan harga BBM bersubsidi untuk seluruh segmen konsumen.
"Tidak setinggi kalau dinaikkan langsung. Tetapi kita belum tahu komposisinya. Dugaan saya sih tidak akan jauh ke atas 6%," ujarnya, Senin (15/04).
Anton menuturkan penaikan harga BBM bersubsidi sebesar Rp1.500/liter menjadi Rp6.000/liter pada semua golongan konsumen berisiko memicu tambahan inflasi sebesar 3%.
Walaupun dampaknya hanya tiga bulan, imbuhnya, laju inflasi tahunan berisiko menyentuh 8% (year-on-year). "Kalau pembatasan paling ke arah 6%. Sekali lagi kita belum lihat detil, tidak akan sampai 8%."
Menurut Anton, dampak inflasi yang muncul dari kebijakan pengendalian subsidi BBM sangat tergantung pada masa implementasi dan opsi yang diambil.
Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution mengaku telah memiliki simulasi dampak inflasi atas berbagai opsi pengendalian konsumsi BBM bersubsidi yang diwacanakan pemerintah. Namun, Darmin masih enggan membeberkan sebelum pemerintah menetapkan keputusan.
"Semua skenario kita sudah simulasi, kita sudah persiapkan seperti apa perhitungannya, apa langkah yang perlu diambil. Jadi tunggu saja," tuturnya.
Pada kesempatan yang sama, Deputi Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menuturkan pembatasan konsumsi BBM bersubsidi pada segmen kendaraan roda empat plat hitam akan berdampak kecil terhadap inflasi.
"Kalau roda dua itu hampir 60% lah dari total konsumsi BBM bersubsidi. Jadi kalau diberlakukan kenaikan harga pada semua segmen, dampaknya besar," kata Perry.
Pada tahun ini, BI memproyeksikan inflasi berada pada kisaran 4,5 plus minus 1%. Adapun target inflasi dalam APBN 2013 ditetapkan sebesar 4,9%. (if)