BISNIS.COM, JAKARTA- PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) mencatat penjualan listrik triwulan pertama 2013 sebesar 43,51 tera watt hour (tWh) atau tumbuh 5,74 % dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Kepala Divisi Niaga PLN Benny Marbun mengatakan pertumbuhan penjualan listrik pada triwulan tahun ini memang naik tipis dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, yang tercatat r 41,15 tWh. Rendahnya pertumbuhan penjualan pada triwulan I 2013 disebabkan pertumbuhan Januari 2013-Februari 2013 relatif rendah.
Menurutnya, pertumbuhan konsumsi konsumen rumah tangga dan bisnis relatif tertekan pada Januari 2013 dan Februari 2013. Namun, mulai Maret 2013 konsumsi listrik sudah mulai pulih kembali.
Tertekannya pertumbuhan pemakaian listrik Januari 2013 dan Februari 2013 disebabkan oleh dampak banjir pada Januari 2013. Kemudian, dampak suhu udara yang relatif rendah karena masih musim hujan, sehingga konsumsi AC pada konsumen rumah tangga dan bisnis dapat dikurangi. “Serta dampak psikis kenaikan tarif.”
Di sisi lain, lanjut Benny, ada yang menarik dari realisasi triwulan I 2013, yakni konsumsi listrik pelanggan Rumah Tangga 1 (R1) daya 1300 VA-5500 VA turun drastis.
“Pertumbuhannya minus, diperkirakan dampak kenaikan tarif dasar listrik cukup terasa bagi golongan tarif ini. Sedangkan golongan tarif R3 tetap tumbuh walaupun relatif kecil, hanya 2,96%,” kata Benny melalui pesan singkatnya, Kamis (11/4).
Sementara itu, konsumsi listrik pelanggan bisnis menekan konsumsi pemakaiannya dan hanya tumbuh rata-rata hanya 2,51%. Lalu, konsumsi listrik pelanggan Industri relatif stabil, dengan rata-rata tumbuh 9,53% dibandingkan dengan triwulan 1 2012. (if)
Adapun penjualan listrik pada Januari 2013 sebesar 14,1 tWh atau naik 2,9 % dari Januari 2012 yang sebesar 13,7 tWh. Sementara penjualan listrik pada Februari 2013 sebesar 14,0 tWh atau naik 4,4% dibandingkan Februari 2012 yang sebesar 13,4 tWh. Kemudian, penjualan listrik sepanjang Maret 2013 adalah sebesar 15,4 tWh atau tumbuh 9,54% dibandingkan dengan Maret 2012.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
