BISNIS.COM, JAKARTA--Penjualan lampu pada kuartal I tahun ini diperkirakan sama dengan perolehan kuartal I tahun lalu, yaitu sekitar 60 juta hingga 70 juta unit dengan nilai US$70 juta.
"Kurang lebih sama dengan yang lalu. Kostan saja, paling kalau tumbuh hanya tipis sekitar 2% hingga 3%," kata Asosiasi Industri Perlampuan Listrik Indonesia (Aperlindo), John Manoppo, Selasa (18/4/2013).
Tipisnya pertumbuhan industri lampu, menurut dia, disebabkan oleh tingkat penetrasi yang sudah tinggi. Adapun, perluasan layanan listrik yang dilakukan oleh PT Perusahaan Listrik Negara tahun ini dirasa belum
signifikan.
Sepanjang tahun ini, dia menaksir penjualan lampu juga tumbuh tipis dari tahun lalu. "Tahun lalu sekitar 320 juta. Tahun ini mungkin sekitar 330 juta," sambung John.
Dengan petumbuhan yang tipis itu, produsen industri dalam negeri kini dituntut berinovasi dengan memproduksi lebih banyak lampu lampu light emitting diode (LED) yang lebih hemat dan ramah lingkungan.
Aperlindo menaksir penjualan LED di segmen rumah tangga tahun ini akan tembus 15 juta unit didorong oleh harga produk yang semakin terjangkau.
Lampu LED diyakini akan menggeser lampu hemat energi (LHE) di masa mendatang didorong oleh penawaran harga miring oleh produsen lampu lokal.
Saat ini, Lampu LED memang kurang banyak diminati karena harganya mahal, yaitu berkisar Rp60.000 hingga Rp70.000 per unit. Sekarang, produsen dalam negeri sudah banyak yang bisa menjual di harga Rp30.000.
Lampu LED, menurut dia, juga akan semakin diminati karena memiliki masa pakai hingga 15 tahun dan lebih hemat energi sebesar 50% dibandingkan dengan lampu LHE.
Adapun masalah kandungan merkuri sebesar 0,05 mg yang terdapat di lampu LHE sudah tidak ada lagi di lampu LED sehingga sangat ramah lingkungan. (ra)