Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PENGEMBANGAN PLTS: 72 Proyek Libatkan Swasta Melalui Pelelangan

BISNIS.COM, JAKARTA--Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menggandeng pengembang listrik swasta (independent power producer/IPP) untuk mengembangkan tenaga surya di 72 titik yang akan dilelang.Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan

BISNIS.COM, JAKARTA--Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menggandeng pengembang listrik swasta (independent power producer/IPP) untuk mengembangkan tenaga surya di 72 titik yang akan dilelang.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE) Kementerian ESDM Rida Mulyana mengatakan pihaknya akan melelang minimal 72 wilayah potensi tenaga surya untuk pembangkit listrik dengan total kapasitas mencapai 172,5 megawatt.

“Tahun ini minimum akan ada 172,5 megawatt tenaga surya yang akan di tender. Itu terletak di 72 lokasi, 22 lokasi di Indonesia bagian barat, sedangkan 50 lokasi sisanya tersebar di Indonesia bagian tengah dan timur,” katanya di Jakarta, Minggu (7/4).

Rida mengungkapkan pengembangan tenaga surya tersebut membutuhkan setidaknya Rp1,87 triliun. Pasalnya, setiap pengembangan 1 megawatt tenaga surya untuk pembangkit listrik membutuhkan investasi setidaknya Rp26 miliar.

Menurutnya, digandengnya IPP dalam proyek pengembangan tenaga surya tersebut agar mengurangi penggunaan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) untuk proyek kelistrikan. APBN nantinya, hanya akan membiayai pengembangan tenaga surya dengan kapasitas kecil.

Saat ini, Kementerian ESDM masih menunggu finalisasi Peraturan Menteri ESDM yang akan menjadi dasar dari dilaksanakannya tender lokasi pengembangan tenaga surya untuk pembangkit listrik. “Pekan depan Permen ESDM-nya akan keluar. Setelah Permen ESDM, baru akan kamu tender,” ungkapnya.

Sementara itu, Direktur PLN Nasri Sebayang mengatakan PLTS hanya cocok dibangun di wilayah terpencil dan tidak bersentuhan langsung dengan sistem kelistrikan yang ada. Hingga saat ini, PLN sendiri masih akan memanfaatkan PLTS untuk menggantikan pembangkit listrik tenaga diesel yang menggunakan BBM pada siang hari.

“PLTS memang tidak cocok baik secara teknis, utamanya karena harga peralatan PLTS masih jauh lebih mahal dibandingkan dengan batu bara, gas, air dan panas bumi,” ungkapnya.

Pengembangan PLTS ini diharapkan dapat menambah rasio elektrifikasi secara nasional. Hingga akhir 2012 lalu saja rasio elektrifikasi baru mencapai 75,9% dan diharapkan dapat mencapai 79,3% di akhir tahun  ini. (if)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ismail Fahmi
Editor : Others
Sumber : Lili Sunardi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper