BISNIS.COM, MONTREAL—Kampanye pencalonan Indonesia menjadi anggota Dewan International Civil Aviation Organization dalam 6th Air Transport Conference di Montreal, Kanada mendapatkan respons negatif dari Malaysia.
Saat delegasi Indonesia di konferensi itu mencari dukungan pencalonan di ICAO, Malaysia mengirimkan surat agar Indonesia mempertahankan Malaysia duduk sebagai Dewan ICAO periode 2013-2016.
"Malaysia ingin mencari dukungan dari Pemerintah Indonesia dalam upaya Malaysia untuk mempertahankan keanggotaannya dalam Dewan ICAO untuk periode 2013-2016," kata Permanent Representative Malaysia di Dewan ICAO Lim Yong Heng dalam suratnya tertanggal 18 Maret 2013 yang salinannya diperoleh Bisnis pada Sabtu (23/3) waktu Montreal, Kanada.
Surat permintaan dukungan Malaysia itu ditujukan kepada Duta Besar RI sekaligus Representative Indonesia di ICAO Dienne Hardianti Moehario.
Lim Yong Heng meyakinkan bahwa Malaysia masih bisa memberikan kontribusi yang besar pada penerbangan sipil internasional berkomitmen mengedepankan keamanan, ketertiban dan pembangunan berkelanjutan.
Dia melanjutkan negaranya memiliki keunggulan menyerap aspirasi negara anggota ICAO karena memiliki lokasi strategis. Secara geografis, tambahnya, Malaysia berada dalam posisi mewakili wilayah Asia Pasifik, di mana menjadi lokasi pertumbuhan penerbangan sipil tercepat di dunia.
Sejak Malaysia menjadi anggota Dewan ICAO kategori III pada 2007, imbuhnya, negaranya sepenuhnya mendukung peran kepemimpinan ICAO sekaligus berkomitmen menerapkan kebijakan dan inisiatif organisasi penerbangan sipil internasional itu.
Sementara itu, Direktur Angkutan Udara Ditjen Perhubungan Udara Kemenhub Djoko Murjatmodjo menyatakan Indonesia lebih dulu menyampaikan rencana pencalonan di
Dewan ICAO kepada Malaysia pada pertemuan Menteri Transportasi Malaysia dengan Menhub E.E. Mangindaan pada 7 Maret 2013.
"Dalam pertemuan itu, Menhub sudah menyampaikan rencana Indonesia menjadi Dewan ICAO tetapi Malaysia belum merespons," katanya.
Dia menilai permintaan dukungan Malaysia kepada Indonesia wajar setelah negara itu menduduki posisi Dewan ICAO kategori III selama 6 tahun berturut-turut.
Namun, Djoko menambahkan permintaan dukungan Malaysia itu sudah lebih dulu dilakukan Indonesia.