BISNIS.COM, JAKARTA—Pengembang kawasan industri meminta pemerintah untuk aktif memberikan nilai tambah di kawasan luar Jawa sehingga pengembangan industri dapat lebih cepat.
Menurut Ketua Umum Himpunan Kawasan Industri Indonesia (HKII), Sanny Iskandar, ada banyak hal yang menyebabkan investor belum tertarik untuk mengembangkan kawasan industri di luar Jawa, salah satunya adalah tidak adanya konsep kluster.
"Pengembangan harus dilakukan dengan konsep cluster sesuai dengan potensi yang dimiliki daerah, ini harus difasilitasi oleh pemerintah terutama di luar Pulau Jawa agar investor juga tertarik," katanya hari ini, Rabu (13/3/2013).
Selain itu, penyediaan infrastruktur seperti fasilitas jaringan dan pembangkit listrik, gas, air bersih dan telekomunikasi, jaringan transportasi, pelabuhan, dan jalan juga harus diprioritaskan.
Sayangnya, proyek Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) yang selama ini digembar-gemborkan oleh pemerintah hingga saat ini masih belum terlihat dampaknya.
"Pembangun sarana dan prasarana ini mau tidak mau harus melibatkan pemerintah karena kalau dibebankan ke industri berat sekali," jelasnya.
Menurut data HKII, sampai saat ini, total kawasan industri di Indonesia mencapa 29.200 hektare yang tersebar di 13 provinsi atau 27 kabupaten/kota. Dari jumlah itu, hanya 30% kawasan yang berada di luar Jawa.
"Trennya sudah ada ekspansi ke Sumatera Utara, Makassar, dan Kalimantan Timur. Di Jawa sendiri, koawasan industri sudah mulai merata didorong oleh kenaikan upah yang tinggi di bagian barat sehingga industri padat karya mulai bergeser tengah dan timur," sambung Sanny.
Sebelumnya, HKII memperkirakan perluasan kawasan industri pada 2013 dapat mencapai 1.000 hektare, atau naik sekitar 25% dari realisasi penambahan pada tahun lalu yakni sekitar 800 hektare. Beberapa pengembang dikabarkan telah bersiap memperluas kawasan industri seperti di Bekasi, Karawang, dan Purwakarta.