BISNIS.COM, JAKARTA--Pelaku sektor pertanian mengeluhkan ketidakjelasan program subsidi benih yang dilakukan Pemerintah.
Ketua Umum Kontak Tani Nelayan Andalan Winarno Thohir mengatakan hingga kini belum ada kejelasan waktu realisasi program subsidi benih.
"Program BLBU (Bantuan Langsung Benih Unggul) dirubah, tetapi tidak jelas sampai sekarang. Menteri keuangan juga belum tanda tangan, ini jelas terlambatnya," ujarnya kepada Bisnis, Senin (11/3/2013).
Winarno menjelaskan ketidakjelasan program subsisi benih membuat petani harus mencari benih di pasar. Sayangnya, benih yang tersedia acapkali kualitasnya kurang bagus.
Untuk menanam padi, lanjutnya, petani membeli benih di kisaran harga Rp8.000--Rp10.000 per kilogram, tergantung varietas. Adapun untuk komditas jagung, sebagian besar petani sudah menggunakan benih hibrid.
Sementara itu, untuk komoditas kedelai, harga benih di pasaran berkisar Rp12.000--Rp15.000 per kilogram. Menurutnya, dengan kisaran harga tersebut petani masih kesulitan mendapatkan bibit kedelai di pasaran.
"Kedelai agak sedikit susah juga carinya. Mestinya segara ada program untuk pengadaan benih kedelai," imbuhnya.
Winarno menambahkan benih kedelai bakal banyak dicari di pasaran seiring rencana pemerintah menetarpkan Harga Pokok Pembelian (HPP) Kedelai. Jika ketersediaan bibit unggulan tidak terjamin, maka produktivitas komoditi kedelai tak akan sebaik yang diharapkan pemerintah.
"Orang mau tanam kedelai karena sudah ada HPP-nya, tetapi kalau tidak ada bibitnya gimana? Nanti orang cari sedapatnya malah pakai bibit asal, menghasilkan 1 ton (per hektare) saja sudah bagus," ungkapnya.
Produktivitas kedelai dengan menggunakan bibit kualitas rendah, lanjutnya, jauh berada di bawah produktivitas bibit unggul. Menurutnya, dengan penggunaan bibit unggul petani bisa menghasilkan 1,5--2 ton kedelai per hektare.
Selain mengeluhkan ketidakjelasan realisasi program subsidi benih, sosialisasi yang dilakukan pemerintah mengenai program tersebut dirasa kurang. Hingga sekarang, banyak petani masih tidak tahu bagaimana mekanisme distribusi benih bersubsidi tersebut.