BISNIS.COM, JAKARTA -- Pembangunan Waduk Jatibarang-Semarang ditargetkan selesai pada Oktober atau November tahun ini menyusul progres pembangunan fisik yang mencapai 62,5%.
Pengisian air ditargetkan sudah dapat dilakukan pada bulan Oktober sehingga dapat berfungsi efektif paling lambat tahun depan.
Pembangunan Waduk Jatibarang membutuhkan lahan sekitar 266 hektare dengan biaya investasi mencapai Rp599,95 miliar. Keseluruhan biaya pembangunan waduk dimulai sejak Agustus 2011 itu dibiayai oleh pinjaman Japan Internasional Coorperation Agency (JICA).
Kepala Satker Pembangunan Waduk Jatibarang Kementerian Pekerjaan Umum Anang Muchlis mengungkapkan pembebasan lahan untuk Waduk Jatibarang mencapai 98%.
Semua pengerjaan waduk itu digarap oleh kontraktor lokal yakni konsorsium BUMN, PT Wijaya Karya Tbk, PT Waskita Karya dan PT Brantas Abipraya.
"Kita tinggal melanjutkan dan targetnya Oktober atau November selesai dan sudah dapat diisi air,"ujarnya ketika dihubungi Bisnis, Selasa, (5/3/2013).
Anang menjelaskan pihaknya terus berupaya untuk berunding dengan masyarakat yang lahannya belum dibebaskan. Ia menjelaskan 2% lahan yang akan dibebaskan itu sekitar 12 hektare.
Menurutnya pembebasan lahan itu terhambat karena masyarakat menawarkan harga lebih tinggi dari harga aparsial yang ditawarkan pemerintah. Padahal pemerintah tidak mungkin membanyar lebih dari harga aparsial sehingga belum menemui titik temu.
Selain hambatan lahan, Anang menjelaskan hambatan lain ialah cuaca yang masih hujan. Proses pengerjaan tidak dapat dilakukan pada saat hujan karena pembangunan waduk itu menyisahkan penimbunan tanah untuk menyokong bendungan. Pengerasan itu hanya dapat dilakukan dalam cuaca panas.
Nantinya, bendungan Jatibarang ini mempunyai kapasitas tampungan air waduk sebesar 20,4 juta m3. Dalam proses pembangunannya, telah dibangun pula terowong elak (diversion tunnel) sepanjang 441 m, dengan diameter 5,6 m, yang telah berfungsi mengalirkan yang dielakkan dari Kali Kreo sejak Agustus kemarin.
Anang menjelaskan keberadaan Waduk Jatibarang ditujukan sebagai salah satu program penanganan banjir di Semarang. Beberapa proyek penanganan banjir Semarang antara lain normalisasi Kali Garang, pembangunan banjir kanal barat dan drainase kota.
Selain untuk penanganan banjir, waduk ini juga akan dimanfaatkan untuk sumber air baku dengan kapasitas 1.050 meter kubik per detik. Waduk itu juga akan dimanfaatkan untuk pembangkit listrik mikro hidro dengan kapasitas 1,5 megawat. Nilai investasi untuk membangun mikro hidro itu senilai diperkirakan mencapai Rp30 miliar.
Dihubungi secara terpisah kontrator pembangun, Inverstor Relation PT PT Waskita Karya Agus Sugiono mengungkapkan kontraktor pekerja optimis pembangunan waduk itu dapt selesai pada Oktober nanti.