JAKARTA—Turunnya peringkat daya saing Indonesia pada 2012 dalam Index Human Development menjadi urutan 124 karena sumber daya manusia di Tanah Air kurang menguasai aspek pengetahuan.
Bahkan, menurut Abdul Wahab Bangkona, Dirjen Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas Kemenakertrans, turunnya peringkat daya saing juga dikarenakan minimnya keterampilan kerja.
“Sikap kerja yang sesuai tuntutan standar kompetensi, yang merupakan representasi dari kebutuhan industri atau pasar kerja, juga belum dimiliki pekerja Indonesia,” ujarnya, Jumat (22/2).
Padahal, lanjutnya, Indonesia pada 2015 akan menghadapi dua tantangan global, yakni kemampuan memenuhi target Millenium Development Goals (MDG) dan pasar bebas tunggal Asean.
MDG tersebut ditetapkan oleh PBB (Persatuan Bangsa-Bangsa), sedangkan pasar bebas tunggal (Asean Free Trade Area) akan menempatkan semua tarif bea masuk produk buatan Asean yang diperdagangkan intra Asean dikenakan zero tariff.
Abdul Wahab menjelaskan untuk memiliki daya saing setara dengan 10 negara Asean, Indonesia harus memiliki rencana strategis untuk dapat meningkatkan daya saing internasional dengan fokus pada 2015.
“Jadi, kata kunci dalam menghadapi Asean AFTA 2015 adalah persaingan,” tukasnya. (*)