KULON PROGO – Produksi pucuk teh petani Kecamatan Samigaluh Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, belum mencapai target sesuai kesepakatan dengan PT Pagilaran Unit Samigaluh sebanyak 1,5 ton per hari.
Ketua Asosiasi Teh DIY Wakiyat mengatakan, hingga saat ini petani baru mampu menghasilkan pucuk teh antara satu hingga 1,2 ton per hari.
“Saat ini, petani teh di Kecamatan Samigaluh belum bisa mencapai secara kuantitas produksi pucuk teh, tetapi secara kualitas pucuk teh rata-rata sudah 30%,” kata Wakiyat, Rabu (20/2/2013).
Dia mengatakan, harga teh dengan kualitas 30% mencapai Rp1.000 per kilogram (kg). Petani masih mendapat subsidi dari pemerintah Kulon Progo sebesar Rp250 per kg. Jadi harga keseluruhan Rp1.250 per kg.
Dengan pemberlakukan pembelian pucuk teh berdasarkan kualitas, menurut dia membuat petani teh semakin bersemangat untuk melakukan pemupukan, intensifikasi tanaman dan penanam kembali teh.
“Sebelum diberlakukan adanya pembelian pucuk teh berdasarkan kualitas, hanya sebesar Rp750. Sehingga menyebabkan petani menebang tanaman teh yang ada dipekarangan dan ladang,” katanya.
Menurut dia, tidak tercapainya target produksi oleh petani disebabkan adanya serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) cacar daun. Serta rutinitas petik yang kurang karena tenaga dan musim penghujan.
“Upaya yang yang dilakukan agar sasaran produksi tercapai dengan melakukan intensifikasi tanaman, pemetikan teh dengan regu petik, dan peningkatan pengetahuan tentang petik kepada petani dan regu pemetik,” katanya.
Untuk meningkatkan semangat petani dalam usaha teh, kata dia, PT Pagilaran akan menaikkan harga teh dari Rp1.000 menjadi Rp1.400 per kg dengan syarat kualitas pucuk teh minimal 30% dan jumlah produksi mencapai dua ton.
“Kami sangat menyambut baik rencana menaikkan harga pucuk teh. Ini menjadi semangat petani untuk meningkatkan kualitas hasil produksi teh,” katanya.
Ia mengatakan, luasan lahan tanaman ceh di Kecamatan Samigaluh mencapai 58 hektare dengan total tanaman sekitar 58 ribu batang.
Sebelumnya, Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian dan Perkebunan (Dispertan) Kulon Progo, Muhammad Aris Nugraha mengatakan, per Januari 2013 harga pucuk teh ditingkat petani mengalami kenaikan berdasarkan mutu.
Dia mengatakan, harga teh dihargai berdasarkan mutu teh yang dipetik petani. Berdasarkan kesepakatan antara Asosiasi Teh dan PT Pagilaran pembelian produk teh dengan ketentuan, pucuk teh halus kurang dari 30% harga sebesar Rp650 kilogram, pucuk teh halus antara 30% hingga 39% harga sebesar Rp1.000 per kilogram.
Kemudian pucuk teh halus antara 40% hingga 49% harga sebesar Rp1.465 per kilogram, pucuk teh halus antara 50% hingga 59% harga sebesar Rp1.830 per kilogram. Pucuk teh halus diatas 60% harga sebesar Rp 2.250 per kilogram.
“Pada dasarnya kebutuhan produksi teh PT Pagilaran sebanyak 5 ton per hari, sehingga petani teh tidak mampu memenuhi kebutuhan pabrik. Setelah ada kesepakatan, produksi PT Pagilaran sebesar 1,5 ton per hari,” ujar Aris. (Antara/dba)