Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IMPOR PRODUK UNGGAS: Larangan tak akan berdampak signifikan

JAKARTA: Kebijakan penutupan sementara impor produk unggas (poultry product) –pakan ternak asal unggas dan produk unggas lainnya– tidak akan berdampak signifikan, karena selama ini volume impor poultry product asal negara itu sangat kecil.

JAKARTA: Kebijakan penutupan sementara impor produk unggas (poultry product) –pakan ternak asal unggas dan produk unggas lainnya– tidak akan berdampak signifikan, karena selama ini volume impor poultry product asal negara itu sangat kecil.

Ketua Gabungan Pengusaha Makanan Ternak (GPMT) Sudirman mengatakan volume impor pakan ternak asal unggas seperti tepung bulu dan lainnya asal Australia sangat kecil.

“Yang banyak kita impor MBM [meat bone meal/tepung tulang asal sapi] dari Australia. Untuk poultry product sedikit sekali," ujarnya kepada Bisnis, Rabu (12/12).

Dia menuturkan penutupan impor produk unggas asal Australia itu tidak akan berdampak signifikan, karena impor dari negara itu selama ini masih rendah. Impor produk unggas (pakan ternak) lebih banyak berasal dari Amerika Serikat.

Namun, kebijakan pelarangan impor dari suatu negara, katanya, seringkali diikuti oleh kenaikan harga produk itu yang berasal dari negara lain. “Sedikit sekali dari Australia.”

Pemerintah telah melarang impor produk unggas dan bahan baku pakan ternak asal Australia untuk sementara menyusul adanya serangan wabah flu burung yang sering dikenal dengan avian influenza (H5N1) di negara itu pada pertengahan bulan lalu.

Larangan impor produk unggas dan bahan baku pakan ternak asal Australia itu setelah Menteri Pertanian Suswono mengirimkan surat resmi tentang pemberitahuan penghentian sementara impor produk unggas dan bahan baku pakan ternak asal Asutralia.

Serangan wabah flu burung itu terdeteksi pada 50.000 ekor ayam petelur di Australia pada pertengahan November 2012.

Pelarangan impor unggas itu akan berakhir sampai ada pengumuman dari Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (Office International des Epizooties/OIE) yang menyatakan kalau Australia sudah terbebas dari flu burung.

Menurutnya, larangan impor produk unggas itu tidak termasuk untuk produk olahan, tetapi hanya untuk produk unggas yang belum diolah dan bahan baku pakan ternak.

Serangan virus flu burung yang menyerang ayam petelur sebanyak 50.000 ekor di Wales Australia terjadi pada 22 November 2012. Outbreak flu burung di Australia itu telah mendorong puluhan negara menyetop impor unggas dari negara tersebut.

Menurutnya, selama ini Indonesia mengimpor bahan baku pakan ternak seperti tepung bulu, tepung tulang (meat bone meal/MBM), poultry product meal (PPM) yang selama ini diimpor dari Australia, Kanada, Amerika Serikat, dan Selandia Baru. (arh)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor
Sumber : Sepudin Zuhri

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper