JAKARTA: BUMN pelayaran PT Djakarta Lloyd akan menegosiasikan utang senilai Rp677,57 miliar dari 226 kreditur mulai awal tahun depan seiring dengan upaya perseroan membenahi kembali manajemen dan operasional.
Direktur Utama Djakarta Lloyd Syahril Japarin mengatakan perseroan dalam tahap pembenahan guna membangkitkan kembali perusahaan yang dikelola dengan tidak baik oleh manajemen sebelumnya.
Pada tahap awal, katanya, pihaknya sudah menyelesaikan laporan keuangan 4 tahun berturut-turut mulai 2008 hingga 2011 yang sama sekali tidak dibuat oleh manajemen sebelumnya. Selanjutnya perseroan melakukan perubahan fokus menjadi angkutan curah dari sebelumnya angkutan kontainer.
“Kami juga akan lakukan negosiasi utang, total yang kami hitung itu Rp1,68 triliun tetapi ini ada juga yang bisa jadi fiktif jadi total utang sebenarnya yang kami hitung Rp677,57 miliar,” katanya ditemui hari ini, Senin (29/10/2012).
Dia mengatakan utang tersebut terdiri dari utang pemerintah, utang bank, utang lembaga keuangan, utang pajak, utang dana pension, dan lainnya.
Lebih rendahnya utang perkiraan sebelumnya lantaran Kementerian Keuangan tidak mengakui subsidiary loan agreement (SLA) Rp2,4 triliun Djakarta Lloyd sebagai utang perseroan tetapi SLA tersebut menjadi tambahan penyertaan modal pemerintah untuk ekuiti perseroan. (sut)