JAKARTA: Cuaca buruk dan gangguan radar di Bandara Internasional Soekarno-Hatta memaksa pesawat Garuda Indonesia GA 225 dari Solo tujuan Jakarta, mendarat di Bandara Halim Perdanakusuma.
Tanda-tanda adanya pengalihan pendaratan pesawat itu sudah terasa saat pesawat GA 225 berada di atas Indramayu. Dari cockpit, Kapten Pilot Guntur menginformasikan jika di depan GA225 ada 15 pesawat yang antre mendarat.
Berangkat dari Solo pukul 15.30, info pendaratan baru diumumkan 70 menit kemudian. Padahal, pada penerbangan normal Solo-Jakarta hanya ditempuh dalam 50 menit.
Formasi pendaratan sudah dilakukan, katup roda juga telah dibuka, tetapi awan tebal membuat pesawat terguncang, seperti kehilangan ketinggian. Ketegangan tampak menyelimut para penumpang.
Tiba-tiba pesawat seperti hendak kembali ke atas dan menimbulkan getaran yang cukup kuat. Dari jendela, Bisnis menyaksikan sebuah pesawat Lion Air terbang sejajar.
Secara perlahan getaran berkurang dan pesawat kembali di ketinggian. Kapten Guntur pada pukul 17.00 menginformasikan karena cuaca buruk, GA225 terpaksa mendarat di Halim.
Pesawat berhasil mendarat pada pukul 17.10 Wib. Namun sampai berita ini ditulis 17.45 Wib, Guntur baru mempersilahkan penumpang untuk turun.
Senior Manager Public Relation Garuda Indonesia Ikhsan Rosan membenarkan informasi tersebut. "Iya cuaca buruk di Cengkareng, menyebabkan pesawat mendarat di Halim dahulu, untuk penerbangan nomor itu saja,” katanya.
Dia mengatakan langkah tersebut diistilahkan sebagai divert atau mengalihkan sementara penerbangan ke bandara alternatif sembari menunggu cuaca pada bandara utama membaik.
"Tujuan akhir tetap di Cengkareng, jadi ketika cuaca buruk tidak memungkinkan mendarat dialihkan ke Halim lalu balik lagi ke Cengkareng,” ujarnya.
Dia mengatakan pada saat ini cuaca sebagaimana informasi terakhir sudah membaik sehingga penerbangan lain menuju Cengkareng kembali normal. (yus)