JAKARTA: Pemerintah akan menggandeng sosiolog untuk berpartisipasi membangun karakter masyarakat dalam disilin berlalu lintas seiring dengan tingginya tingkat pelanggaran lalu lintas selama angkutan mudik Lebaran tahun ini.
“Tahun depan sosiolog kami ajak memberikan pemahaman. Lebaran sebagai sarana membangun karakter bangsa, kan ada istilah budaya lalu lintas itu cerminan budaya bangsa,” kata Direktur Lalu Lintas Angkutan Jalan (LLAJ) Ditjen Perhubungan Darat Kemenhub Sugihardjo, ditemui Jumat (24/8/2012).
Dia mengatakan permasalahan yang sering terjadi pada lalu lintas arus mudik dan arus balik adalah karakter mengemudi di jalan kota dibawa ke daerah yang berbeda jauh.
Dia juga mencontohkan ketidakdisiplinan masyarakat juga Nampak ketika kemacetan di jalan tol justru terjadi di area istirahat atau rest area. Antrean di rest area jutsru mengular dan menghambat pengemudi yang akan melanjutkan perjalanan.
“Antrean di rest aera itu sampe ngeblok orang yang jalan. Orang yang di dalem leha-leha mungkin karena capek, tapi engga ada kepikiran gantian. Metsinya kohesi sosial berdisiplin mengendara itu harus dijaga,” katanya.
Lebih lanjut Sugihardjo mengatakan sebagai evaluasi angkutan mudik, sejumlah antisipasi yang dilakukan adalah tetap menghimbau pemudik agar tidak menggunakan sepeda motor untuk perjalanan jauh.
Jika pun menggunakan diharapkan kendaraanya dibawa melalui angkutan laut atau kereta api dan di samping itu pemudik diharapkan menjaga kebugaran.
Sugihardjo menegaskan salah satu poin penting yang perlu dipertajam adalah penegakan hukum dalam lalu lintas mesti dilakukan oleh pihak yang berwenang seperti Korlantas Polri dan hal itu sudah mulai dilakukan.
“Tidak mungkin kan mencegat pemudik sepeda motor yang membawa bobot 3 orang di jalan dekat dengan tujuan akhir, masa disuruh pulang. Karenanya sekarang penegakan hukum perlu dilakukan, jadi mereka dicegat sebelum jauh,” katanya.(msb)