JAKARTA: Dampak puasa dan Lebaran terhadap inflasi tahun ini diproyeksi tersebar pada 3 bulan dengan kalkulasi total sebesar 2%.
Direktur Statistik Harga Badan Pusat Statistik Sasmito Hadi Wibowo menuturkan dampak puasa dan Lebaran tahun ini tercermin dalam inflasi Juni, Juli, dan Agustus.
Kondisi ini, kata Sasmito, berbeda dibandingkan tahun lalu dimana masa puasa dan Lebaran jatuh pada Agustus 2011. Sehingga inflasi mencapai puncak di tingkat 0,93%.
“Pada tahun ini karena puasa dan Lebarannya jatuh di tengah bulan, dampaknya jatuh di Juni, Juli, Agustus. Biasanya ramadan sama Lebaran inflasinya mendekati 2%,” ujarnya, hari ini.
Menurutnya, kebutuhan barang menjelang puasa dan Lebaran sudah mulai diinventarisasi sejak Juni yang inflasinya tercatat sebesar 0,62%. Pada inflasi Juli yang mencapai 0,70%, komoditas pangan juga mendongkrak laju inflasi.
Pada Juli komoditas inflator tertinggi yakni daging ayam ras 0,13%, telur ayam ras 0,08%, dan tarif angkutan udara 0,05%. Sementara itu, paparnya, inflasi pada Agustus kemungkinan tidak lagi dipicu oleh pangan. Pasalnya, pasca Idulfitri, masyarakat cenderung mengurangi konsumsi.
“Kebutuhan yang memicu inflasi jelang Lebaran, kemungkinan sandang dan perhiasan emas yang harganya naik karena demand-nya tinggi,” jelasnya. (04/yus)