Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

LAJU INFLASI: Diprediksi pada kisaran 0,69%-0,82%

 

 

 

JAKARTA: Inflasi awal Ramadan diproyeksi berada pada kisaran 0,69%--0,82% didorong oleh lonjakan harga pangan sebagai faktor musiman. 

Leo Putra Rinaldy, Ekonom Mandiri Sekuritas, memproyeksikan inflasi Juli berada pada level 0,82% month to month (mom). Sedangkan inflasi tahunan (year on year) diperkirakan mencapai 4,68%. 

"Inflasi di Juli memang lebih tinggi dibandingkan bulan-bulan sebelumnya, tetapi dominan karena efek musiman," ujarnya saat dihubungi Bisnis, Senin (30/7/2012). 

Leo memaparkan 2 faktor musiman yang terjadi sekaligus sepanjang Juli 2012, yakni faktor inflasi bahan pangan akibat masa awal puasa dan faktor musim tahun ajaran baru. Menurutnya, faktor awal puasa menyebabkan inflasi pangan yang cenderung lebih tinggi, terutama didorong oleh kenaikan harga daging. 

"Di sisi lain, harga domestik kedelai naik cukup tajam tapi karena bobotnya termasuk kecil dalam perhitungan inflasi, maka kontribusinya kita perkirakan marginal," ujarnya. 

Faktor musiman lainnya adalah masuknya musim sekolah baru yang pasti berefek terhadap inflasi sandang. Sehingga, inflasi dari sisi permintaan pada Juli memang tinggi, namun bersifat seasonal. 

Untungnya, kata Leo, kenaikan demand pull inflation tidak lebih tinggi, karena dihambat kurs Rupiah yang lebih stabil dan turunnya harga emas. 

"Ke depan kita melihat bahwa inflasi lebih tinggi pada semester I/2012 dibandingkan semester I/2012, karena berdasarkan data historis memang trennya seperti itu. Inflasi year on year akan naik, namun maksimum menyentuh 5%," tuturnya. 

Senada dengan Leo, Ekonom Danareksa Purbaya Yudhi Sadewa menuturkan inflasi Juli mencapai 0,69% atau 4,54% (yoy). Tingginya inflasi, utamanya didorong oleh pangan dan biaya pendidikan. 

Leo menambahkan dari sisi risiko pemerintah perlu memperhatikan rantai distribusi logistik terkait perubahan cuaca. Pasalnya, terhambatnya logistik akibat perubahan cuaca dapat mendorong inflasi dari sisi sulpai. 

Sasmito Hadi Wibowo, Direktur Statistik Harga Badan Pusat Statistik, mengungkapkan inflasi Ramadan umumnya berada di bawah 1%. "Pemicu biasanya daging, telur, terigu, dan bahan pangan lainnya," tuturnya. (msb)

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Diena Lestari
Sumber : Ana Noviani

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper